SAHABAT
Malam ini tepat pukul 23:09 WIB kutulis kegundahan hatiku tentang kita. Ketika inisiatifku mengarahkanku tuk membuka profile facebookmu, berharap aku mendapatkan satu informasi tentang dirimu, namun sayang tak ada satupun yang aku dapatkan, entah apa kabarmu, sedang apa kamu, lelahkah kamu dan yang paling membuat aku ingin tahu adalah rindukah kamu padaku dan masih ingatkah kamu tentang diriku? Seperti halnya aku yang selalu merindukanmu dan memikirkanmu.
Sekejap rasa ini mati. Perih ketika kematian rasa ini tak sepenuhnya, karena hanya keegoisan belaka tuk tak mengakui ini dihadapanmu. Namun aku masih bisa tersenyum, mengapa? Entah, mungkin karena melihat fotomu tersenyum, meski bukan aku, bukan aku yang membuatmu tersenyum. Tak berada disampingmu saat kamu tersenyum sebenarnya bukan kekhawatiran bagiku. Hanya saja terlalu pobi, ketika aku harus tak ada ketika kamu menangis. Entah apa yang bisa membuatmu menangis ketika semua yang kau miliki sudah cukup membuat simetris bibirmu hingga membentuk senyuman indah.
Namun sontak aku khawatir, apakah senyummu yang tercapture di foto adalah kemunafikan belaka, dimana hati sebenarnya bergejolak tak terima dengan realita yang ada? Takutnya, engkau sepertiku, sepertiku sekarang ini. Masih tersenyum di social media, meski dalam hati aku tak menyukainya, menahan sakitnya luka akan perbuatan realita.
Aku takut, aku takut kau sepertiku. Takut, dan hanya memilih diam dengan ketidak adilan realita. Sayangnya aku takut, aku salah menafsirkan realita. Takut ketika semua rasa yang aku samakan denganmu sebenarnya semua tak sama, berbeda dan tak sependapat. Waktu memang kejam, ketika kita harus menunggu kebenaran dengan realita yang kejam.
Coretan Hati Umy Amanah
0 komentar:
Post a Comment