“Kebeningan
matahari pagi tanggal 11 Maret 1976, hari Kamis Kliwon, menambah cerah
dan semaraknya sepanjang jalan tengah alun-alun utara Solo hingga sampai
di Siti Hinggil. Hiasan warna warni dari kain dan janur, permadani
merah bersih yang tergelar mulai dari Pegelaran sampai di Siti
Hinggil dan terpugarnya wajah bangunan Siti Hinggil sendiri, menjadikan
tempat upacara.” (Abu Alim Masykuri, 1977)
Sebelas Maret jam 10.00 pagi, dengan
dibacanya Keputusan Presiden Republik Indonesia tentang pembukaan
“Universitas Negeri Surakarta Sebelas Maret”, maka Universitas Sebelas
Maret (UNS) resmi berdiri sebagai Perguruan Tinggi Negeri di Solo.
Pemandangan yang meriah meramaikan peresmian universitas negeri yang
telah ditunggu kelahirannya sejak lama itu. Cikal bakal UNS sendiri
dapat dirunut jejaknya dari 1950-an.
Pada masa itu, Solo telah memiliki
keinginan untuk mendirikan sebuah universitas negeri sendiri, mengingat
kota lain telah memiliki universitas yang umurnya bahkan telah mencapai
puluhan tahun. Namun, akibat perang, penyatuan pemerintahan, kekeruhan
arus politik, ekonomi rakyat rusak, dan lain-lainnya, universitas negeri
di Solo belum dapat diwujudkan.
Pada 1953, setelah semua kekacauan
berakhir, timbul keinginan mewujudkan universitas itu kembali. Hal ini
mengingat Solo sebagai pusat kebudayaan Jawa asli, serta terdapat
potensi yang besar di lapangan perguruan, baik tenaga pengajar dan
siswanya. Panitia pendirian universitaspun dibentuk, dengan ketua
Mohammad Saleh, Wali Kota Solo saat itu. Hanya saja, usaha ini gagal
sebelum sempat dimulai.
Penyebabnya adalah tidak adanya sumber
keuangan baik dari pemerintah daerah dan pusat, timbulnya keinginan
sementara golongan untuk mendirikan universitas swasta secara
sendiri-sendiri, dan kurang mendapat simpati beberapa orang dari
Universitas Gajah Mada. Adanya hambatan dan pembangunan yang sedang
dilakukan di Kota Solo membuat gagasan pendirian itupun lenyap. Hal itu
ditambah pula dengan kegaduhan politik antarpartai yang berebut
kekuasaan di pemerintahan.
Sepuluh tahun kemudian, pada 1963,
mendadak muncul Universitas Kota Praja Surakarta (UPKS). Universitas ini
diinisiasi oleh pemerintah daerah kala itu, yang dipimpin oleh Utomo
Ramelan. Di masa ini pula, Partai Komunis tengah tumbuh dengan baik.
Berbagai lini kehidupan juga terpengaruh keadaan itu. Begitu pula dengan
UPKS, ilmu tentang sosialisme berkembang di dunia pendidikan
universitas. Umur universitas ini juga tidak lama. Saat peristiwa G30 S
pecah di Indonesia, universitas ini pun akhirnya terkubur karena semua
hal yang berbau sosialisme/komunisme kemudian dilarang.
Gagasan pendirian universitas muncul
lagi pada 11 Januari 1968, saat R. Kusnandar menjadi Wali Kota Kepala
Daerah Kota Madya Surakarta. Ia pun membentuk panitia pendirian
universitas. Hanya, seperti panitia yang terbentuk sebelumnya, panitia
inipun gagal. Latar belakang kegagalan ini juga masih sama dengan
sebelumnya, yaitu pemerintah pusat waktu itu tidak dapat membiayai
pendirian universitas negeri di Solo serta keuangan daerah Solo ketika
itu juga tidak mampu untuk membiayainya.
Di saat yang hampir bersamaan, pada
1966, Universitas Nasional Saraswati pun mengajukan dirinya untuk
menjadi universitas negeri. Hal itu diperbolehkan oleh menteri.
Kemudian, beserta universitas swasta dan kedinasan lainnya, sekumpulan
universitas ini menjadi satu universitas baru bernama Universitas
Gabungan Surakarta (UGS). Pada 1 Juni 1975, delapan universitas yang
tergabung dalam UGS resmi didirikan. Kedelapan universitas itu adalah:
STO Negeri Surakarta, PTPN Veteran Surakarta, AAN Saraswati, Universitas
Cokroaminoto, Universitas Nasional Saraswati, Universitas Islam
Indonesia cabang Surakarta, Universitas 17 Agustus 1945 cabang
Surakarta, dan Institut Jurnalistik Indonesia Surakarta.
Pada penghujung Desember 1975, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan meninjau UGS dan memastikan bahwa pada 11
Maret 1976, UGS akan di-”negerikan.”
Selanjutnya, UGS akan digabung dengan
perguruan tinggi negeri dan swasta lain untuk membentuk universitas
negeri di Solo. Perguruan tinggi tersebut adalah: Institut Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Negeri, Sekolah Tinggi Olahraga, Akademi Administrasi
Niaga Negeri yang sudah diintegrasikan ke Akademi Administrasi Niaga
Negeri di Yogyakarta, Universitas Gabungan Surakarta, Fakultas
Kedokteran P. T. P. N. Veteran cabang Surakarta. Universitas tersebut
terdiri atas 9 fakultas, yaitu: Fakultas Ilmu Pendidikan, Fakultas
Keguruan, Fakultas Sastera Budaya, Fakultas Sosial Politik, Fakultas
Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Kedokteran, Fakultas Pertanian serta
Fakultas Teknik.
Dengan tuntasnya persiapan, akhirnya Universitas Negeri Surakarta Sebelas Maret resmi berdiri pada 11 Maret 1976.[]
sumber : http://uns.ac.id/id/tentang-uns/sejarah-uns/
0 komentar:
Post a Comment