Wednesday, May 15, 2013

Nasi Goreng Sederhana Penuh Cinta

NASI GORENG
Nasi Goreng by My Mother
Hari ini Rabu, 15 Mei 2013 tepanya. Memang sebuah hari yang sungguh melelahkan ketika sepulang sekolah aku langsung membereskan rumah agar terkesan rapi. Ketika beranjak mentari tenggelam menjadi gelapnya malam rasa laparpun kian mendera. Tentulah hanya ibu yang selalu bisa merasakannya apa yang aku rasakan. Nasi goreng ya? Tawaran ibu dengan tersenyum padaku membuat aku membalas senyumannya. Memang benar ibu sangat peka dengan apa yang kita rasakan. Terlepas dari hal itu diiringi kesibukanku menulis artikel ini bau sedap nasi goreng telur oseng tercium. Sungguh menusuk hidung rasa kasih sayang dari bau nasi goreng di dapur itu.
Diantarkannya padaku sepiring nasi goreng sederhana penuh cinta. Terimakasih ibu, rasa nasi goreng penuh senandu rindu aku nikmati perlahan dan membuatku mengakhiri rasa laparku ini. Terlihat memang hanya sebuah nasi goreng tak ada hiasan apapun disampingnya. Tapi sungguh bahagianya jadi diriku ketika apa yang aku rasakan sekarang belum tentu orang lain bisa merasakannya.

Tak Sangka Harus Ku Ulangi Lagi

Umy Amanah
Umy Amanah
Semalam sungguh rasa kantuk yang sebenarnya tak bisa ku tahan namun tetap aku tahan. Memang tuntutan sebuah tugas sekolah yang menjadi alasannya. Sudah kewajibanku tuk menjalankan semuanya, meski sebenarnya beban dipundak ini sungguh terasa. Tigapuluh soal Akuntansi yang menjadi Pekerjaan Rumah sekitar 98% sudah aku kerjakan, meski lelah, letih dan kantuk yang mendera tapi melihat dua nomor yang belum akhirnyapun tetap aku tutup. Menutup folio pekerjaan menjadi awalku tuk beristirahat malan tadi. Sungguh beban yang ada dipundak, aku tuangkan semua diatas bantal. Selesai sekitar pukul 2:00 AM membuatku tidur tak berkutik. Diawali do'a sebelum tidur sungguh nikmatnya tidur tak berkutik aku rasakan. 
Tapi paginya semuanya kacau ketika di perempatan bangjo aku mengecek folio hasil kerjaku semalam tak ada di tas sekolahku, hanya dua folio kosong yang ada. Kekecewaan itu seketika muncul hingga airmata merona dimata. Tapi apa daya akhirnya aku kembali mengerjakan tigapuluh soal itu di sekolah. Memang butuh ketelitian dalam hal apapun,
harusnya sebelum aku berangkat sekolah terlebih dahulu aku teliti dan pastikan bahwa semua yang diperlukan hari ini sudah aku bawa. Untung banyak teman-teman baikku yang rela mengajariku dan memperlihatkan hasil pekerjaannya untuk referensi aku mengerjakan kembali soal-soal itu.
Powered by Blogger.