Thursday, February 11, 2016

Membaca Buku

novel karya Faisal Odang yang mengangkat judul "puya ke puya"
Baru satu buku yang selesai. Iya, novel karya Faisal Odang yang mengangkat judul "puya ke puya", ternyata hanya butuh dua hari untuk aku menghabiskannya. Semoga saja, saya satu minggu sebelum kuliah tidak akan pernah bosan berada di kos-kosan. Asal jangan kehabisan persediaan buku bacaan saja. Kemarin baru saja menyisihkan uang jajan demi sebuah buku bacaan, semoga tidak ada satu sen pun yang aku sia-siakan. Semoga, karena manusia hanya bisa berharap. Saat dia sedang berusaha tentunya.

Sekarang waktunya menghabisi buku selanjutnya. Iya, sudah sampai halaman 86. Membaca novel yang mengisahkan perempuan yang menyewakan rahimnya sedikit membuatku menggunakan rasa saat mengikuti ceritanya. Judulnya "Perempuan Hallerina", perempuan itu penuh rahasia. Penulis Vanny Chrisma W. ini nampaknya ingin membuat para pembacanya menggunakan rasa, bukan logika. Ah entahlah, itu kesimpulan awal, habisnya aku belum selesai membaca. Hahaha. Masih nenuju halaman 331.

Umi Amanah

"puya ke puya"

"puya ke puya" karya Faisal Odang
Sebuah buku karya mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Hasanuddin ini sangat luar biasa. Pemenang IV Sayembara Menulis Novel DKJ 2014 menciptakan imaji setelah kematian. Iya, itu menurutku. Kegelisahan setiap orang setelah kematian oleh Faisal Odang diuraikan banyak di dalam buku ini.

Puya, adalah sebuah tujuan hidup setiap orang. Tapi, akhirnya saya mengutip dari buku ini "Perjalanan ke puya tidak main-main bukan? Panjang sekali perjalanan ke sana. Tak mudah. Dan kau? Hahaha. Mudah sekali kau katakan ingin segera ke sana?"

Itu adalah bagian kecil yang paling saya sukai pada buku ini. Entah karena apa, tapi seketika saya jadi tersadar. Pesan yang saya dapatkan ketika setiap orang yang hidup selalu menganggap bahwa setelah kematian akan mudah. Padahal, untuk ke surga (puya) menurut orang Toraja sungguh sangat tidak main-main dan panjang. Dan menurutku, tidak ada alasan untuk membantah imaji Faisal Odang.

Umi Amanah

Assalam Hypermarket Solo

Assalam Hypermarket Solo
Dari banyaknya perjalanan ke pusat perbelanjaan, jujur kemarinlah yang paling aku suka. Ditemani oleh @vera.savi , kami berdua memulai dengan makan siang yang di qada bersama sarapan. Kemudian kami berjalan dari belakang kampus menuju depan kampus kami untuk menemukan transportasi.

Menggunakan Bus Batik Solo Tras (BST), kami memulai perjalanan dari Kentingan menuju Sukoharjo. Lebih tepatnya ke Assalam Hypermarket. Iya, jauhnya jarak tetap tidak mengurungkan niat kami untuk pergi. Waktu tempuh keberangkatan yang hampir satu jam juga kami isi dengan amal, InsyaAlloh. Itu terjadi karena tempat duduk kami akhirnya kami relakan untuk ibu-ibu, dari satu jam mungkin hanya 15 menit kami duduk.

Super sekali perjuangannya ya? Itu semua karena satu. Iya, ada acara Pameran Buku yang ditambahi dengan kata "MURAH". Sangat menggiurkan sekali tentu bagi kami yang sedang menamai diri mahasiswa. Perjalanan membeli buku kami niati berjihad (mencari ilmu) karena Alloh ta'ala. Terbelilah tiga buku dengan harga cukup murah, hanya Rp 25.000,00 saja. Padahal, ilmu yang ada di dalamnya lebih dari itu. Kini saya sedang menghabisinya, iya buku-buku itu.

Nah salut saya. Saya baru pernah merasa bahagia sekali melakukan perjalanan ke sebuah pusat perbelanjaan. Kemarin itu, saya shalat dzuhur dan asyar tepat waktu. Meski saya sedang berada di pusat perbelanjaan. Itu karena, Masjid Assalam yang berdiri megah di samping pintu masuk pusat perbelanjaan memudahkan kami untuk mendekati Tuhan kami.

Biasanya, pusat perbelanjaan sebesar apapun, saya selalu kesulitan mencari tempat ibadah. Selain memang jarang ditemukan, kalaupun ada biasanya berada di pojok dekat toilet, lantai paling bawah gedung dekat parkiran, maupun lantai paling atas yang jarang sekali pengunjungnya. Malah, biasanya selain kotor, untuk jamaah beberapa orang saja tempatnya kurang. Kemarin benar-benar sebuah pengalaman yang menurut saya luar biasa. Meski banyak orang yang mengesampingkan ibadah saat menikmati dunia. Ternyata masih ada pihak-pihak yang berinisiatif sedemikian rupa dan itu saya apresiasi setinggi-tingginya.

Umi Amanah

#sajakSINGKAT

Aku dan Icha


 Aku hanya melihat dua pasang mata kita
Dua senyum kita
Ternyata aku sedang terbawa suasana...
Kita kenal sepertinya baru saja
Tapi agak sedikit lama sebenarnya
Jika aku boleh mengungkap kata
Tiada hati yang perlu menyembunyi perkara
Bahkan senyum dan tawa yang hanya untuk profesionalisme semata
Kita tidak terlalu dekat
Kita juga tidak terlalu jauh
Sepertinya sedang-sedang saja
Tapi aku tidak sanggup menjauh
Bahkan mendekat terlalu dekat
Karena aku takut merasa kehilangan yang tidak seperti semestinya

Umi Amanah

Lagu Tiffany Kenanga - Jangan Bersedih

Artis / Penyanyi : Tiffany Kenanga
Judul Lagu : Jangan Bersedih
Genre Musik : Pop
Album : Single Terbaru 2016
Ciptaan : Fredy


Lirik

mati satu tumbuh seribu
patah hati jangan mengeluh
masih banyak hati yang lain
yang menanti tuk kau singgahi

putus cinta soal biasa
sedihnya jangan lama-lama
nanti kau bisa mati rasa
tegarkan hatimu dan melangkahlah

suatu saat nanti kan kau dapatkan
pujaan hati yang kan kau dambakan
ini semua telah Tuhan rencanakan
jadi jangan bersedih lagi

putus cinta soal biasa (putus cinta soal biasa)
sedihnya jangan lama-lama
nanti kau bisa mati rasa
tegarkan hatimu dan melangkahlah

suatu saat nanti kan kau dapatkan
pujaan hati yang kan kau dambakan
ini semua telah Tuhan rencanakan
jadi jangan bersedih lagi

mungkin dia memang bukan jodohmu
dipaksakan nanti sakit hatimu
pilihan Tuhan pasti jauh terbaik
jadi jangan bersedih lagi

pilihan Tuhan pasti jauh terbaik
jadi jangan bersedih lagi


Powered by Blogger.