ANALISIS PUISI MISTISISME
Diwan-diwan Hafiz (2)
Musuh-musuhku telah menyekapku lama
Dan menghukum aku dengan kejinya
Tapi cintaku tak berpaling meninggalkan pintu
Sebab Tuhan mendengar dan cermat menghitung air mataku
Karena itu jangan berduka, jika derita datang
Dan tengah malam hatimu karam olehnya
Ambil saja al-Qur`an, lagu maha abadi
Dan baca, jangan berduka!
Karya : Syamsuddin Muhammad Hafizh
Analisis:
Puisi Diwan-diwan Hafiz (2) karya Syamsuddin
Muhammad Hafizh ini mengandung paham Al Mahabbah. Hal ini dapat dipahami saat
Syamsuddin Muhammad Hafizh menuliskan dalam lirik-liriknya. Kecintaan
Syamsuddin Muhammad Hafizh pada Tuhannya dapat dilihat pada larik puisi :
Tapi cintaku tak berpaling meninggalkan pintu
Melalui larik
puisi ini, dia menjelaskan bahwa apapun yang manusia lain lakukan padanya, rasa
cinta yang ada dalam diri dan hatinya kepada Tuhan itu tidak akan berubah. Hal
ini membuktikan bahwa Syamsuddin Muhammad Hafizh memiliki cinta yang arif
yaitu cinta sejati kepada Tuhan. Inilah yang membuktikan bahwa Syamsuddin
Muhammad Hafizh memiliki sifat atau pembahaman Al Mahabbah.
Kemudian pada
lirik:Sebab Tuhan mendengar dan cermat menghitung air mataku
Dapat
dianalisis juga bahwa Syamsuddin Muhammad Hafizh menganggap Tuhan adalah
sumber segala cinta. Dia menganggap bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkannya
dan mengetahui semua tentang perasaannya. Ini pula yang menjadikan Syamsuddin
Muhammad Hafizh memiliki paham Al Mahabbah bahwa Tuhan adalah subber segala
cinta.
Kemudian pada lirik:Karena itu jangan berduka, jika derita datang
Pada lirik ini dapat dianalisis bahwa dalam
kehidupan pasti ada penderitaan, namun tidak ada alasan untuk merasa menderita
jika itu memang sudah klehendak Tuhan. Dalam konsep Al Mahabbah, saat seorang
sufi mencintai Tuhannya itu bisa diartikan cinta yang menderita saja adalah
kebahagiaan bagi para sufi. Ini yang disampaikan oleh Syamsuddin Muhammad Hafizh. Meski banyak
kedukaan yang datang padanya, namun dia tetap tidak merasa berduka.
Kemudian pada
larik:Sebab Tuhan mendengar dan cermat menghitung air mataku
Pada larik
ini mengandung paham Al Ma’rifah. Syamsuddin Muhammad Hafizh
seperti mengetahui tuhan dari dekat, sehingga hati-sanubari dapat melihat
Tuhan. Ini menjadikan dia bisa membuat lirik seperti Tuhan tengah mendengar
dirinya, menghitung air matanya dengan segala perasaan yang dia miliki dan
kedekatannya dengan Tuhan.
Simpulan :
Setelah dianalisis,
puisi Diwan-diwan Hafiz (2) karya Syamsuddin Muhammad
Hafizh memiliki dua paham yaitu paham Al Mahabbah yang merupakan cinta seorang
sufi kepada Tuhan, kemudian paham Al Ma’rifah yang merupakan kedekatan seorang
sufi kepada Tuhan.