Friday, April 1, 2016

ANALISIS PUISI MISTISISME : Diwan-diwan Hafiz (2)

ANALISIS PUISI MISTISISME


Diwan-diwan Hafiz (2)

Musuh-musuhku telah menyekapku lama
Dan menghukum aku dengan kejinya
Tapi cintaku tak berpaling meninggalkan pintu
Sebab Tuhan mendengar dan cermat menghitung air mataku
Karena itu jangan berduka, jika derita datang
Dan tengah malam hatimu karam olehnya
Ambil saja al-Qur`an, lagu maha abadi
Dan baca, jangan berduka!

Karya : Syamsuddin Muhammad Hafizh
Analisis:

Puisi Diwan-diwan Hafiz (2) karya Syamsuddin Muhammad Hafizh ini mengandung paham Al Mahabbah. Hal ini dapat dipahami saat Syamsuddin Muhammad Hafizh menuliskan dalam lirik-liriknya. Kecintaan Syamsuddin Muhammad Hafizh pada Tuhannya dapat dilihat pada larik puisi :

Tapi cintaku tak berpaling meninggalkan pintu

Melalui larik puisi ini, dia menjelaskan bahwa apapun yang manusia lain lakukan padanya, rasa cinta yang ada dalam diri dan hatinya kepada Tuhan itu tidak akan berubah. Hal ini membuktikan bahwa Syamsuddin Muhammad Hafizh memiliki cinta yang arif yaitu cinta sejati kepada Tuhan. Inilah yang membuktikan bahwa Syamsuddin Muhammad Hafizh memiliki sifat atau pembahaman Al Mahabbah.
Kemudian pada lirik:

Sebab Tuhan mendengar dan cermat menghitung air mataku
Dapat dianalisis juga bahwa Syamsuddin Muhammad Hafizh menganggap Tuhan adalah sumber segala cinta. Dia menganggap bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkannya dan mengetahui semua tentang perasaannya. Ini pula yang menjadikan Syamsuddin Muhammad Hafizh memiliki paham Al Mahabbah bahwa Tuhan adalah subber segala cinta.
Kemudian pada lirik:


Karena itu jangan berduka, jika derita datang


Pada lirik ini dapat dianalisis bahwa dalam kehidupan pasti ada penderitaan, namun tidak ada alasan untuk merasa menderita jika itu memang sudah klehendak Tuhan. Dalam konsep Al Mahabbah, saat seorang sufi mencintai Tuhannya itu bisa diartikan cinta yang menderita saja adalah kebahagiaan bagi para sufi. Ini yang disampaikan oleh  Syamsuddin Muhammad Hafizh. Meski banyak kedukaan yang datang padanya, namun dia tetap tidak merasa berduka.
Kemudian pada larik:


Sebab Tuhan mendengar dan cermat menghitung air mataku

Pada larik ini mengandung paham Al Ma’rifah. Syamsuddin Muhammad Hafizh seperti mengetahui tuhan dari dekat, sehingga hati-sanubari dapat melihat Tuhan. Ini menjadikan dia bisa membuat lirik seperti Tuhan tengah mendengar dirinya, menghitung air matanya dengan segala perasaan yang dia miliki dan kedekatannya dengan Tuhan.
Simpulan :
Setelah dianalisis, puisi Diwan-diwan Hafiz (2) karya Syamsuddin Muhammad Hafizh memiliki dua paham yaitu paham Al Mahabbah yang merupakan cinta seorang sufi kepada Tuhan, kemudian paham Al Ma’rifah yang merupakan kedekatan seorang sufi kepada Tuhan.
Powered by Blogger.