Thursday, November 19, 2015

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Jumat (20/11) ini aku bukan sedang menulis berita, tapi sedang menjajaki teras berita. Iya, sebenarnya sudah setahun lebih setengah aku ada dalam lembaga pers mahasiswa. Tapi aku masih saja berada di teras. Entah kenapa, ada ketakutan tersendiri untuk mengetuk pintu lalu masuk atau kembali pulang. Aku seolah dihadapkan pada dilematika yang lebih sulit dari matematika. 

Hari ini acara pradiklat, rutinitas kegiatan untuk para anggota baru akan dilaksanakan. Aku menjadi ketua panitia, iya ketua panitia pradiklat dan diklat lpm. Sebenarnya bukan sedang pamer jabatan panitia, toh cuma panitia. Ternyata pikiranku lebih besar dari itu. Keberanian sedikit perlahan terkumpulkan. Tangan ini mulai berani memegang gagang pintu ruang independen. 

Entah kenapa aku ini, tiba-tiba saja aku tidak hanya diam di hadapan pintu. Berpikir untuk membuka pintu lantas masuk atau kembali pulang. Ini lebih besar dari itu, iya lebih besar. Jika tangan ini saja sudah menggenggam gagang pintu, maka hanya butuh dorongan bahu untuk menguatkan tangan kemudian membuka. 

Aku tidak sendiri, ah iya aku tidak sendiri. Banyak orang hebat di balik pintu dan orang-orang kuat di sampingku. Sesekali aku menengok bahu, ternyata banyak tangan yang merangkulku. Sedikit menghilangkan ketakutan untuk membuka sesuatu yang masih menjadi ragu dalam hidupku. Semoga perlahan aku kuat untuk membuka pintu, tidak hanya berada di teras dan diam. Masuk, iya masuk itu tujuanku. 

Sepertinya butuh proses sedikit lama untukku, hanya untukku. Karena ini tentang keberanian yang nantinya tidak akan bersembunyi lagi di balik tawa ketakutan, atau pilihan untuk pergi tanpa ada alasan untuk aku kembali. Sejatinya di dalam sana banyak yang ingin aku ketahui, segala yang aku ingini, segala yang aku butuhkan, dan segala yang belum aku selesaikan.

Kini, aku sedang memikirkan semua yang akan aku sampaikan. Lewat tiga menit waktu yang diberikan, semoga semmuanya tidak seperti aku yang ketakutan. Aamiin


Monday, November 16, 2015

SINTAKSIS : Identifikasi Kalimat

MATA KULIAH SINTAKSIS

1.      Bagaimana saya melakukan identifikasi bahwa sebuah satuan gramatikal bisa disebut kalimat?
Jawab :
Sebuah satuan gramatikal bisa disebut kalimat apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
-          Sebuah kalimat harus memiliki tanda baca akhir.
-          Adanya intonasi.
-          Memiliki makna yang utuh.
-          Memiliki huruf kapital di awal kalimat.
-          Adanya jeda pada kalimat.
Ciri-ciri tersebut bisa dianalisis atau diidentifikasi dari linguistik modern (cara pandang) structural, dimana identifikasi semacam ini memandang langsung pada obyek atau kalimat.

2.      Buatlah 3 kalimat, kemudian analisislah ketiganya sebagai sebuah kalimat! Identifikasi seperti nomor 1.
Jawab :
-          Jembatan yang menghubungkan dua desa putus.
Analisis:
1. Satuan gramatikal tersebut dikatakan kalimat karena memiliki tanda baca titik (.) di akhir kalimat.
2. Diawali dengan huruf kapital (S) pada kalimat tersebut.
3. Memiliki makna yang utuh.
4. Adanya intonasi.
5. Adanya jeda pada kalimat tersebut. 
-          Banyak siswa tidak berangkat sekolah.
Analisis :
1. Satuan gramatikal tersebut dikatakan kalimat karena memiliki tanda titik (.) di akhir kalimat.
2. Diawali huruf capital (B) pada kalimat tersebut.
3. Adanya makna yang utuh.
4. Adanya intonasi.
5. Adanya jeda pada kalimat tersebut. 
-          Hujan!
Analisis :
1. Satuan gramatikal tersebut dikatakan kalimat meski hanya terdiri dari satu kata karena di belakang kata tersebut memiliki tanda baca seru (!).
2. Diawali huruf capital (H).
3. Adanya intonasi.
4. Memiliki makna yang utuh.

3.      Buatlah 3 kalimat yang memiliki struktur fungsi yang berbeda. Analisislah fungsi dari masing-masing kalimat! Struktur fungsi diawali Ket, S, dan P.
Jawab :
-          Struktur kalimat yang diawali kata keterangan.
Akibat tanah longsor,(KET) pemukiman warga(S) luluh lantak.(P)
-          Struktur kalimat yang diawali subyek.
Vera(S) pulang makrab(P) penampilannya kumal.(KET)
-          Struktur kalimat yang diawali predikat.
Amat menyedihkan(P) Vera itu.(S)

4.      Buatlah 3 kalimat yang berstruktur P mendahului S, analisislah fungsi kalimat!
-          Berjalan(P) Ibu(S) di sekeliling rumah.(KET)
-          Membaca(P) koran(S) di pagi hari.(KET)

-          Di atas meja,(KET) terdapat(P) vas bunga.(S)

MEMBUAT KALIMAT DAN MENGANALISIS FRASA

MATA KULIAH SINTAKSIS

MEMBUAT KALIMAT DAN MENGANALISIS
1. Frasa Nominal
Ayah saya membaca koran setiap pagi.
Ayah saya (S) | membaca (P) | koran (O) | setiap pagi (KET)
FN                 KV                 KN                          F.Ket

2. Frasa Verba
Saya ikut bangga atas prestasi anda.
Saya (S) | ikut bangga (P) | atas prestasi anda (PEL)
      KN                        FV                         FN

3. Frasa Bilangan
Mereka memotong dua belas ekor hewan kurban.
Mereka (S) | memotong (P) | dua belas ekor hewan kurban (O)
      KN               KV                           F.Bil

4. Frasa Keterangan
Pagi hari tadi, terpancar sinar matahari.
Pagi hari tadi (KET) | terpancar (P) | sinar matahari (S)
            F.Ket                     KV                                FN

5. Frasa Adjektiva
Saya merasa sangat pendek.
Saya (S) | merasa (P) | sangat pendek (O)
      KN            KV                  F.Adj

6. Frasa Depan
Dari pagi, anda melamun.
Dari pagi tadi(KET), | anda (S) | melamun (P)
      F.Dep                        KN            K.Sifat

Friday, November 13, 2015

Angsana November Kedua

musim gugur bunga angsana di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta
Angsana tahun ini gugur sedikit terlambat. Iya, biasanya rutinitas musim gugur bunga angsana di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta terjadi mulai bulan Oktober, untuk tahun ini dimulai bulan November. Entah aku sok tau atau apalah, intinya untukku ini adalah Angsana November Kedua. Semua masih sama, mengagumkan, indah, dan penuh rasa. 

musim gugur bunga angsana di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta
Jika aku boleh memaknai, angsana yang sedikit terlambat gugur tahun ini memang sejalan dengan diriku. Entahlah, semester ini begitu berat di bulan-bulan ini. Mungkin itu alasan kenapa bunga angsana gugur di bulan ini. Setidaknya untuk mengobati segala yang dianggap kejam dan terlalu menyedihkan. Dan akhirnya segala terobati, oleh sesuatu yang tidak semua tempat memiliki. 

musim gugur bunga angsana di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta
*Debu Ambigu

#sajakSINGKAT

Belum Kau Buka Hatiku?

Jelaga menghampiri

menerkam gulita tanpa peduli
menutup mata sontak harap kian meyakini
seingatku kau tiada begitu memandangku berarti

tapi

jika kau sibak 
segala apa yang pernah terlewati
tanpa bingung membedakan 
segala
air mata 
yang kau ubah menjadi tawa
dan luka
seketika kau ubah begitu berbeda
menjadi
rasa
lantas
begitu saja?

Tuesday, November 3, 2015

Richard Marx - Right Here Waiting

Oceans apart, day after day
Terpisah samudera, dari hari ke hari
And I slowly go insane
Dan perlahan aku hilang akal
I hear your voice on the line
Kudengar suaramu di telepon
But it doesn't stop the pain
Namun itu tak menghentikan rasa sakit ini

If I see you next to never
Jika aku hampir tak pernah melihatmu
But how can we say forever
Namun bagaimana kita bisa bilang selamanya

Chorus:
Wherever you go, whatever you do
Kemanapun kau pergi, apapun yang kau lakukan
I will be right here waiting for you
Aku akan tetap di sini menantimu
Whatever it takes or how my heart breaks
Apapun yang harus kulakukan atau betapapun hancurnya hatiku
I will be right here waiting for you
Aku akan tetap di sini menantimu

I took for granted, all the times
Kujalani begitu saja, semua waktu
That I thought would last somehow
Yang kupikir takkan pernah berakhir
I hear the laughter, I taste the tears
Kudengar tawa, kurasakan air mata
But I can't get near you now
Namun aku tak bisa menemuimu saat ini

I
Oh, can't you see it, baby
Oh, tak bisakah kau lihat, kasih
You've got me goin' crazy
Kau telah membuatku jadi gila

back to Chorus

I wonder how we can survive this romance
Aku tak tahu bagaimana kita bisa mempertahankan tali kasih ini
But in the end if I'm with you
Namun jika akhirnya aku bersamamu
I'll take the chance
Akan kumanfaatkan saat-saat itu

Back to I then Chorus

Waiting for you
Menantimu

SAJAK Sastra Indonesia 2015

Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta
Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menurut saya sudah cukup dewasa. Hal ini berkaitan dengan Studi Alternatif dan Ajang Kreativitas (SAJAK) yang diadakan setiap tahunnya untuk menyambut mahasiswa baru. Ini sebenarnya adalah sebuah acara yang orang umum lebih akrab menyapanya Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (OSPEK). Namun, agenda ini diadakan di program studi Sastra Indonesia.


Puncak acara yang telah terselenggara dua hari yaitu 10 - 11 Oktober 2015 lalu dimulai pada Sabtu, 10 Oktober 2015. Pagi hari, acara dibuka oleh Dra. Chattri Sigit Widyastuti, M.Hum. (KAPRODI) Sastra Indonesia. Segala harapan terbang bersama seikat balon udara yang diterbangkan secara simbolik, hingga acara selanjutnya menjadi memori bahagia seperti senam bersama dan penampilan-penampilan yang sesungguhnya.

Akhirnya masuk pada acara inti, yaitu seminar. Mengundang dua pembicara dalam Seminar Kepenulisan Kreatif tentu menjadi saat yang ditunggu-tunggu untuk berbagi ilmu. Pertama adalah Rianna Wati, S.S. M.S. (dosen Sastra Indonesia FIB UNS). Karya beliau yang sangat banyak tentunya dalam kepenulisan menjadikan seminar kala itu begitu menarik. Banyaknya buku yang telah diterbitkan oleh beberapa penerbit menjadi alasan bagi panitia meminta beliau untuk berbagi ilmunya pada kami dan para mahasiswa baru dan semua yang datang pada waktu itu.

Acara yang dipandu oleh Zulfahmirda Matondang (mahasiswi Sastra Indonesia angkatan 2014) tentu semakin menarik saat Sosiawan Leak mulai berbagi pengetahuan soal dunia kesastraan. Memiliki nama asli Sosiawan Budi Sulistyo atau yang lebih dikenal Sosiawan Leak merupakan sastrawan dan budayawan asal Surakarta. Karyanya yang sudah sangat banyak yang dibarengi dengan sepak terjangnya menjadikan banyak mahasiswa terinspirasi dari beliau.

Alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta tahun 1994 ini sepertinya sudah tidak diragukan lagi dalam berbagai karya dan sepak terjangnya di dunia sastra baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Salah satunya pada Festival Puisi Internasional The Road di Bremen, Jerman, membaca puisi dan memberi workshop. Saat itu pula diundang membaca puisi dan menjadi narasumber di Universitas Hamburg dan Universitas Passau Jerman (Mei 2003).


Diskusi yang terjadi setelah pemaparan ilmu oleh narasumber sangat hangat. Ini berkaitan dengan banyaknya peserta seminar yang ingin bertanya dan batasan yang diberikan oleh moderator pada setiap terminnya. Namun, akhirnya setelah diskusi antarpeserta dan narasumber, acara dilanjutkan kembali. Kini diisi dengan hiburan dan penampilan dari tiap-tiap Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang ada di Fakultas Ilmu Budaya UNS.

Hari pertama SAJAK selesai pukul 16:30 WIB. Dilanjutkan pada hari kedua yang dilaksanakan pada Minggu, 11 Oktober 2015. Acara pada hari itu merupakan penampilan dari semua kelompok mahasiswa baru Sastra Indonesia 2015. Penampilan tujuh kelompok dilakukan secara bertahap. Ada kelompok yang menampilkan musikalisasi puisi, parodi, drama, pantomim, drama musikal, dll. Selanjutnya diisi oleh penampilan perwakilan dari tiap-tiap angkatan, diantaranya angkatan 2014, 2013, 2012, 2011 s.d. 2008. Selain dari tiap angkatan, ada juga dari BEM dan kelompok musik atau komunitas tertentu.

Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta

Puncak sajak hari kedua berakhir dengan pemberian penghargaan bagi tiap katagori. Perasaan mengharukan dan kebahagiaan terpancar dari orang-orang yang memahami SAJAK sesungguhnya. Dari proses yang telah dilewati dan segala yang telah dikorbankan untuk sebuah persembahan dan tujuan. Intinya adalah, saat semua orang menganggap OSPEK itu menakutkan, Sastra Indonesia UNS punya sesuatu yang membahagiakan mengenai OSPEK yang tidak semua orang mengetahui, mengerti, dan memahami. Menurut saya, ini merupakan bentuk kedewasaan dalam dunia pendidikan. Di mana banyak sekali kegiatan di luar sana yang tidak sedikitpun mendidik dan itu masuk dalam agenda pendidikan.

Segalanya telah berlalu, tapi saya selaku panitia bersama rekan-rekan Sastra Indonesia angkatan 2014 berterimakasih atas segala proses yang telah dilewati. Sastra Indonesia..........! "AKU SAYANG KITA". Itu saja.

Powered by Blogger.