Sunday, June 16, 2013

All Abaut Class

Umy Amanah Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 2 Purbalingga yang penuh kontroversi ini memang menyimpan banyak cerita dalam hidup. Meski diawali dari kesalah pahaman dalam kelas hingga kontroversi dari nama kelas Asosiasi Sebelas IPS Telu yang disingkat menjadi A.S.S.U ini malah justru memiliki happy ending sampai hari ini. Yeah, karena itulah kedekatan kami akhirnya erat. Rasa kekeluargaan dari awalnya yang banyak kesalah pahaman embuat kita berdiri bersama dan saling bekerjasama.

Cakra Khan - Lelah

Ini dia lagu yang lagi sering banget aku dengertin akhir-akhir ini. Yap, bener banget kalau lagunya Cakra yang lagi ngepas banget sama perasaanku. Coba deh resapi syair-syairnya atau liriknya percaya deh kalo kalian juga bakal hanyut sama suasana lagu ini !
Umy Amanah


LELAH

Rindu ini takan mati
Walaupun apa yang terjadi
Oh akankan sang mentari 
Sampaikan ceritaku ini 
Aku lelah dan teramat lelah 
Menanggung beban sendiri 
Aku lelah kuteramat lelah 

Biarkan bintang tak terangi
Asalkan kau ada disini 
Akan ku lakukan semua 
Sgala yang kau minta
Agar kau bahagia 


Luka ini tak sakiti 
Kan ku rasakan sampai mati 
Aku lelah ku teramat lelah
Menanggung beban sendiri 
Aku lelah ku teramat lelah 
Biarkan bintang tak terangi 

Asalkan kau ada disini 
Akan ku lakukan semua 
Sgala yang kau minta 
Inginkau bahagia

Lelahku menanti disini
Ditemani bulan dan mentari
Dengan cinta yang tulusa dan suci 
Rasa lelah ini kan sangat berarti
Aku lelah dan teramat lelah

Umy Amanah

Poetry Part #7

Terbaik Untuk Kita 


Umy Amanah
Kuhirup alunan nafas dari hidung 
Hembusan rasa lelah kian bersenandung
Lewati setiap rintangan yang kian menyandung
Meski malam tak peduli ku merenung

Pahamku jika itu yang terbaik untukmu 
Berjuta kasih meski tak tersampai olehku
Tak penting jika aku mesti terluka 
Karena lebih penting membuatmu bahagia

Sadarku takada aliran darahmu dinadiku
Meski Adam dan Hawa buatku bersaudara denganmu
Sayang, tak semua setuju akan hal itu
Ketahuilah meski aku lara jika itu terbaik untukmu

Bukan menghindar
Bukan pula menjauh sadar
Tapi ini sebuah kenyataan sukar
Yang membuatku hanyut dalam lingkar

Pejamku malam ini
Buatku mengerti akan apa yang tak terpungkiri
Ketika sosok lain tak bisa memahami
Betapa hati ini kian tersakiti 

Umy Amanah

Tembang Macapat

Okey guys kemarin-kemarin aku ditugasin sama guru mapel Bahasa Jawaku buat bikin Tembang Macapat yang original nih. Nah daripada dianggurin di flasdisk mending aku share ke kalian yang lagi pada bingung bikin tembang macapat. Indi dia hasil ciptaanku mengenai tembang macapat. 
Umy Amanah


Polaeh Bocah Saiki 

Bocah siki dudu ganu
Dikandhani ora dadi
Tresna ming sepadha-padha
Ala becik ora ngerti
Tresna mung jalaran mripat
Sanget-sanget saka ati

Pituture ora nggugu 
Malah kudu dingerteni 
Ora olih yen desapa
Wayah siki ngati-ati 
Omong apik dadi ala
Mula padha ngati-ati

Tema : Lakone Bocah Saiki
Piweling : Dadi bocah yen tresna marang wong aja mung saka njabane.
               Pituture wong lia iku digugu, aja mung karepe dhewek
               Menawa tresna marang wong lia iku kudu digatekake ala lan becike 
Nile Moral : Bocah saiki ora ngrungokake pituture wong lia malah nganggo sakarepe dhewek.
                   Bocah siki nek tresna marang wong iku mung ndeleng saka mripat, ora ndeleng ala lan becike

Umy Amanah

Contoh Biografi

Di SMA Negeri 2 Purbalingga tepatnya di kelas XI, Pak Joko (Guru Bahasa Indonesia) menugaskan kami untuk membuat biografi temanya orang tua baik ibu atau ayah. Ini dia tugas individu yang aku serahkan. Aku posting ini buat jadi referensi kalian jika ingin membuat biografi.
Umy Amanah



TUGAS BAHASA INDONESIA
BIOGRAFI
Nama               : Umi Amanah
Kelas               : XI IPS 3
No                   : 33

YANG SEPERTI DIA BELUM TENTU ADA DUANYA.
                        Ibu merupakan sosok yang sering dibanggakan dan sangat dihormati oleh anak. Tidak terkecuali ibu dari tiga anak ini yang lahir pada 10 Oktober 1969. Dia yang bernama lengkap Siti Muhibah ini lahir di Purbalingga, 10 Oktober 1969. Di pendidikan dia memulai dari SD IMPRES Bojong, SMP Negeri 1 Mrebet dan berakhir setelah lulus dari SMA MUHAMMADIYAH BOBOTSARI. Setelah selesai bersekolah dia memutuskan untuk berusaha dari modal yang diberikan orang tuanya. Kini dia tinggal di Desa Mrebet RT 05 RW 02 Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga.
                        Duapuluh tiga tahun yang lalu dia memutuskan untuk menikah dengan Zaenal Abidin (suaminya sekarang) yang kini mereka memiliki tiga orang anak. Keuletannya menjalankan pekerjaan dagangnya dari warisan orang tua hingga dia bisa menyekolahkan anaknya yang pertama sampai bangku kuliah. Tidak hanya anak pertamanya namun anak keduanya juga sedang mengenyam bangku SMA (Sekolah Menengah Atas) dan anak ketiganya sedang mengenyam bangku SD (Sekolah Dasar). Hal ini membuktikan bahwa tidak hanya orang-orang tertentu yang bisa bersekolah, namun karena keuletan dia maka anak-anaknya bisa mengenyam pendidikan tersebut.
                        Kehidupannya yang sekarang sebagai pedagang dilakukan hanya demi membiayai anak-anaknya bersekolah agar anak-anaknya lebih baik dari dirinya. Apapun akan dia lakukan untuk menyekolahkan anak-anaknya. Meski dia mengakui bahwa yang dilakukannya tidak lain untuk membantu suaminya.
                        Dalam menjalani kehidupannya, disela-sela waktu luangnya, dia memiliki banyak sekali kegiatan aktif baik di desa maupun kecamatan. Kegiatan-kegiatan yang diikuti diantaranya senagai kader POSIANDU, sebagai ketua pengaian ibu-ibu desa, sebagai bendahara muslim Fatayat desa dan Kecamatan, sebagai bendahara PKK. Dalam hal yang lain dia juga menjadi pengagas berdirinya kelompok rebana. Meskibanyak sekali kegiatan yang diikuti dan belum ada penghargaan yang didapatnya dia merasa senang dengan apa yang dia jalani. Dia beranggapan waktunya tidak hanya untuk berdagang, namun memiliki kegiatan lain untuk menambah wawasan.
                        Selain memiliki kegiatan lain diuar rumah dia juga tidak melupakan kewajibannya sebagai seorang ibu yang wajib membimbing anak-anaknya di rumah. Dia paling menekankan kedisiplinan waktu-waktu shalat, sekolah, mengaji dan sebagainya. Hal ini dilakukannya karena dia menganngap bahwa ilmu dunia itu harus seimbang dengan ilmu akhirat. Selain membimbingnya di rumah, karena keterbatasannya menguasai pelajaran sekarang diapun tidak kehabisan akal. Salah satunya memasukan anak-anaknya mengikuti les di luar sekolah. Hal ini sangat dianjurkannya karena ingin melihatanak-anaknya sukses.
                        Meski kegiatannya di rumah sangat banyak setiap minggu sekali dia selalu rajin menasehati anak-anaknya, bai memberi motifasi, memberi saran, kritik dan sebagainya. Kini dia memasuki usia 43 tahun lebih, namun keikutsertaannya di beberapa kelompok sosial masih dijalaninya. Dia beranggapan bahwa dengan mengikuti kelompok-kelompok tersebut dirinya bisa mudah untuk bersosialisasi baik dalam lingkup sempit maupun dalam lingkup luas.
                        Selain itu, keikutannya di organisasi islam mengakibatkan pribadinya berpegang teguh pada aturan-aturan islam. Maka gagasannya dia mendirikan group rebana dengan menjadikan dirinya dan anggota lain hafal banyak sekali lagu-lagu islam atau shalwat.  
                        Dalam usahanya yang dulu hanya bermodal dari orang tuanya, kini dia dapat memiliki tempat sendiri untuk berusaha dan memberikan sedikit bantuan modal-modal usaha pada orang-orang yang ingin berusaha. Dari usahanya tersebut dia dapat membiayai kehidupan keluarganya dan menyekolahkan ketiga anaknya.
 

Umy Amanah

Tulisanku Part #7

Tak Sangka Kami Mengalaminya


Umy Amanah
Hasil Lukisan Minggu Itu
Memang jika kita mengapresiasi dan menghargai sebuah karya seni tak ternilai harganya. Seperti kelompok 6 yang membuat sebuah kreasi seni lukis dengan bajet yang takan ternilai harganya. Hari Minggu ini tepat dua minggu pasca selesai mengerjakan lukisan ember bekas di rumah kost Trias Amalia Narzah. Kelompok yang terdiri dari saya sendiri Umy Amanah, Stefany Idelia, Satria Pramudya, Trias Amalia Narzah, Tiffany Sekar P, Tris Andini, Yunita Dwi L dan  Rifqi Syarifuddin memiliki pengalaman takan pernah terlupakan.

Tepatnya Minggu siang itu 2 Juni 2013, saya bersama Trias, Sandi dan Satria bergurau kala sedang mengerjakan tugas Seni Budaya dengan mengecat ember bekas. Trias sedang mengerjakan tugas sejarah dengan laptop lolanya. Di suasana yang tenang dan biasa, berhentilah sebuah mobil merek tertentu berwarna hitam. Mata kami berlima sontak tertuju pada mobil tersebut.

Tahu tidak apa yang terjadi? Ya, si pria dengan body tinggi hitam keluar dari mobil hitam yang terparkir tepat didepan motor Satria dan Rifky temanku. Pria itu turun menghampiri kami dengan diikuti pria dengan kaos kuning yang berada di dekat mobil. Dengan kalimat tanya sopan pria tinggi hitam itu bertanya "Yang punya Mio Soul itu siapa? Sontak Satria temansaya menjawab jika itu miiknya. Kamipun berfikir jika motor Satria menghalangi tempat parkir sang mobil.

Nyatanya dengan dirangkulnya teman kami menuju motor yang diparkir, Satria diminta STNK dan kunci motor waktu itu. Kami berempat entah mengapa hanya bisa terdiam, duduk terpaku melihat hal itu. Dengan keadaan hati yang menyimpan berjuta tanya Apa? Siapa? Ngapai? Loh? Eh? serba salah. Teman kami tiba-tiba dimasukan dalam mobil hitam itu dengan pria tinggi hitam ini membawa motor Satria. Sadar seolah ketika pintu mobil hitam itu ditutup dengan bunyi BREG! temanku Tris Andini langsung berkata "Kejar Mobilnya!" dengan gemetar Trias menyuruh Rifky mencatat plat nomornya yaitu R #### EH. Inisiatif menelfon Bpknya Trias waktu itu karena kami ingat beliau Polisi yang bertugas di Polres Purbalingga dengan nada terburu-buru beliau memerintahkan kami lapor ke Polsek terdekat.

Dengan empat orang dengan dua sepeda motor melaju ke Polsek Bancar perempatan Brug Menceng yang sebelumnya kami berada di tempat kost dekat jembatan Pasar Badog Bancar Purbalingga. Namun sayangnya laporan kami tidak terlalu mendapat tanggapan agresif hingga kami meluncur ke rumah Satria Pramudya di Sinduraja Kaligondang bersama Aziz Wiryawan dan Yunan P yang kala itu bertemu di jalan.

Tiba di rumahnya, sontak disambut tangisan ibunya Satria waktu itu, rasa cemas, bingung dan semuanya ada dalam dada. Rem bus mencekik teliga kami dengan Satria si wajah polos turun dari bus tersebut. Alhamdulillah, hanya itu yang kami ucap sore itu. Satria pulang dengan bus umum tanpa sepeda motornya yang waktu itu dibawa oleh orang yang entah siapa dan darimana asal usulnya. 

Wajah bingung setelah turun dari bus masih terlihat, Satria tak sadar akan semua yang telah terjadi padanya. Ketika ditanya dimana kunci motornya ? dia baru tersadar disakunya sudah tak ada. Dia mengtatakan dirinya diturunkan dari mobil hitam itu tepat di depan Bank BRI Bancar dekat bundaran Bancar Purbalingga. Setelah itu Satria hanya berfikiran untuk pulang dan tak berfikir tentang dimana motornya. Melihat Satria sudah sampai di rumah, ibu dan bapaknyapun sudah merasa bersyukur meski mtornya raib dibawa orang entah siapa. 

Akhirnya, menjalankan situasi menjadi kondusif enam mangkuk mie ayam yang dibelikan oleh ibunya Satria kepada kamipun megakhiri kisah kami minggu itu. Kisah yang takan pernah terlupakan ketika apa yang kami hadapi ternyata tak seperti apa yang ada difikiran kami. Pesan kami untuk semuanya, selalu berlindunglah kepada Alloh SWT karena dimanapun anda berada disitulah setan dan kejahatan ada bersama kita.

Kisah nyata dariku semoga menjadi pelajaran berharga bagiku dan bagi semua pembaca agar lebih berhati-hati!

Umy Amanah
Powered by Blogger.