DIBAHAGIAKAN atau MEMBAHAGIAKAN
Minggu pagi ini tepat 4 Mei 2014, ucapan terimakasih dengan mengawali aktifitas hari ini Sholat Subuh bukan hal buruk yang dilakukan bukan? Alloh SWT masih memberiku kehidupan semudah aku bernafas. Terpenting adalah saat aku menatap sang surya pagi ini, dan masih dalam pertanyaan yang sama, ketika kita dihadapkan dalam dua pilihan lebih tepatnya Dibahagiakan atau Membahagiakan? Itu benar-benar pilihan yang sulit menurutku.
Saat hatiku merasa ingin dibahagiakan, entah mengapa saat waktu yang sama pula aku harus membahagiakan. Dibahagiakan bukan hal yang mudah, karena aku harus melalui waktu yang secepat kilat saat merasakannya, menunggu kekosongan yang tak pernh terisi, melalui hari tanpa tau kapan kan terakhiri dan tentunya terus menatap surya kapan dia kan menjadi saksi dalam cahaya kebahagiaan yang takan pernah terlewatkan. Hanya satu yang membuatku tak pernah melihatnya, exactly this is time. Aku takut melihat waktu, karena aku selalu berfikiran saat aku belum mendapatkannya waktu telah berakhir dan tak memberiku kesempatan untuk itu tentunya untuk merasakan Dibahagiakan.
Namun saat aku harus membahagiakan, aku merasa hal ini semudah aku bernafas, selama aku saat tertidur dan sedalam saat aku memberikan kasih lewat sebuah kebahagiaan. Terkadang banyak hal yang terlupakan, seperti tetap terjaga meski kelopak tak sanggup menahannya, tetap berdiri meski raga tak mampu berbuat, tetap tegar meski hati rapuh tak seperti yang dibayangkan, dan tentunya tetap tersenyum meski bibir ini melawan hati tuk berbohong, malah terkadang mata ini memancarkan kasih dan memberi kebahagiaan yang tulus meski didalamnya menyimpan berjuta air tuk seketika juga bisa keluar.
Sayangnya semua menjadi berbeda, terkadang aku rindu dibahagiakan. Namun jika membahagiakan saja sudah membuat kita dibahagiakan untuk apa kita meminta pada orang lain tentunya untuk membahagiakan kita, tak terpahami bukan bahwasanya kita melakukan dua hal yang terkadang membuat kita Dibahaiakan dan Membahagiakan.
"Dibahagiakan belum tentu hasil pemberian orang lain, namun saat kamu Membahagiakan orang lain dan kamu merasa Dibahagiakan, tak sepantasnya kamu meminta Dibahagiakan oleh orang lain. Karena orang yang kamu mintapun belum tentu dia bisa Membahagiakan dirinya sendiri" - Umy Amanah
Umy Amanah