Perkenalan dulu kami Kelompok 7 dalam rangka mencari informasi mengenai tugas Folklor mengantarkan kami pada Obyek Wisata Umbul Manten Desa Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Klaten-Jawa Tengah. Perjalanan dimulaih dari kampus tepatnya Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, dengan berangotakan empat orang ketambahan empat orang lagi yang ingin liburan. Tepat sekali jika anggota kelompok kami sebenarnya hanya Tri Janarti, Umi Amanah, Yeremia Catur Nugraha, dan Zulfahmirda Matondang. Ini tambahan orang yang ingin berlibur yaitu Jawahir Gustaf Rizal M., Klaimen, Eka Cristina Anggasari, dan Icha Latifah Hanum.
Info Umbul Manten sebenarnya hanya dari Yeri, namun kelompok kami tetap melancong ke tempat tersebut dengan modal nekat dan rasa tidak malu bertanya. Dalam perjalanan sesekali kita bertanya, namun pertanyaan pertama pada warga menjelaskan bahwa tujuan kita masih sangat jauh, apa daya waktu itu aku mendengarnya dengan rasa takut membonceng Eka waktu itu. Perjalanan kita lalui dengan pelan, berharap agar tidak ada yang tertinggal dari rombongan. Hanya dengan empat motor dan delapan penumpang, kami lantas bertanya seberapa jauh lagi tujuan kita saat jalan yang kita lewati terasa sudah sedikit jauh dan meninggalkan lelah tanpa bekas.
Dua kali kita lalui jawaban yang mengecewakan, tepat sekali bahwa obyek wisata yang kita tuju sebagai obyek penelitian ternyata sudah terlewati ratusan meter. Tanpa menunggu lagi kami semua berputar balik, setelah merasakaan pantat ini agak sedikit panas dan tidak berasa ternyata obyek wisata Umbul Manten sudah di depan mata. Betapa bahagianya coba, melihat kerindangan pohon yang kala itu kita memandangnya dari kegersangan aspal jalan. Kamipun langsung memarkir kendaraan di parkiran yang telah disediakan.
Wawancarapun kami lakukan dengan iringan suara jepretan kamera tidak melupakan bahwa tujuan utama kami kesitu adalah untuk mendapatkan informasi mengenai Umbul Manten hal tersebut untuk tugas pemenuhan mata kuliah Folklor. Teman lain yang bukan anggota kelompok sangat menikmati panorama dengan bermain air dan berfoto selfi bersama.
Setelah selesai dengan keperluan tugas, kamipun tanpa sadar melakukan hal yang sama seperti teman-teman kita lakukan sebelumnya. Berfoto, bermain air bahkan sampai mandi di lokasi pemandian yang disiapkan, airnya yang konon merupakan air mata pengantin wanita memang terlihat sangat jernih dan memiliki daya tarik untuk mandi di tempat tersebut. Namun, hanya anak laki-laki saja yang mandi, para wanita lebih memeilih mengambil foto untuk mendokumentasikan keindahan panorama kala itu. Haripun semakin sore mengantarkan kita untuk kembali ke rumah masing-masing, meski sebelumnya diakhiri makan bersama di angkringan pinggir jalan. Hari itu melelahkan, namun membahagiakan tanpa bisa kita bicarakan seperti inilah kami hanya bisa menuliskan.