Friday, December 4, 2015

ANALISIS SEKUEN : NOVEL CINTAKU DI KAMPUS BIRU Karya Ashadi Siregar

ANALISIS SEKUEN
NOVEL CINTAKU DI KAMPUS BIRU
Karya Ashadi Siregar
Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Kesusastraan

Dosen Pengampu : Asep Yudha Wirajaya, S.S.



Disusun Oleh :
Nama                              : Umi Amanah
NIM                               : C0214064
Jurusan                           : Sastra Indonesia / 1B

JURUSAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS) SURAKARTA
2014


ANALISIS SEKUEN
NOVEL CINTAKU DI KAMPUS BIRU Karya Ashadi Siregar
Umi Amanah
Sastra Indonesia Universitas Sebelas Maret

1. Pendahuluan
Dalam sebuah karya sastra salah satunya novel tentunya memiliki unsur-unsur sekuen yang perlu dianalisis. Unsur-unsur sekuen terseut ada tiga yaitu yang pertama adalah tekstual yang berarti berdasarkan kemunculannya dalam teks sastra. Kedua, kronologis yang berarti berdasarkan urutan peristiwanya. Ketiga, logis yang dalam hal ini akan dipaparkan berdasarkan hubungan sebab akibat yang kemudian akan menekankan pada logika cerita, sebab logika merupakan dasar struktur. 

1.1 Latar Belakang Masalah
Semakin banyaknya karya sastra yang tercipta seharusnya semakin banyak pengetahuan yang didapatkan oleh penikmat karya sastra salah satunya novel. Dalam sebuah novel tentunya memiliki pesan yang akan disampaikan oleh penulis pada para pembaca karya sastra tersebut. Namun beberapa tahun belakangan ini, karya sastra terkesan hanya dinikmati secara umumnya saja dan kemudian setelah itu hilang hingga seakan tidak ada pesan yang tersampaikan oleh penulis kepada pembaca. Perkembangan hasil karya sastra salah satunya novel yang sangat pesat menjadikan novel-novel yang dinikmati oleh pembaca sekarang kurang memiliki pesan moral yang kuat. Namun dalam tulisan ini, saya tidak akan membahas dari sudut pandang penulis tetapi dari sudut pandang pembaca yang menganalisis sekuen hasil karya sastra novel. Analisis sekuen ini mengambil contoh novel Cintaku Di Kampus Biru karya Ashadi Siregar.

1.2 Rumusan Masalah 
Dalam analisis sekuen novel yang berjudul Cintaku Di Kampus Biru karya Ashadi Siregar tentunya memiliki sebuah rumusan masalah yang pertama, bagaimana sekuen tekstual dalam novel Cintaku Di Kampus Biru karya Ashadi Siregar? Kedua, bagaimana sekuen kronologis novel Cintaku Di Kampus Biru karya Ashadi Siregar? Ketiga, bagaimana kelogisan yang dipaparkan dalam cerita novel Cintaku Di Kampus Biru karya Ashadi Siregar?

1. Landasan Teori
a. Pengertian Novel

Novel berasal dari bahasa latin “novellus”, diturunkan dari kata “novies” yang berarti baru. Novel merupakan karya sastra yang paling baru dibandingkan puisi, drama, dan lainnya. Dalam The American College Dictionary, novel diartikan sebagai suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang tertentu, yangmelukiskan para tokoh, gerak serta adegan kehidupan nyata yang representatif dalam suatu alur atau keadaan yang agak kacau atau kusut. 

Dalam bukunya, Peyroutet (1991: 12) menyatakan bahwa cerita novel memiliki beberapa jenis, yaitu: 1) le récit réaliste, adalah novel yang menggambarkan kejadian secara nyata, 2) le récit historique, adalah novel yang menceritakan fakta pada suatu masa, 3) le récit d’aventures, novel yang menceritakan tentang petualangan dan kejadian-kejadian mengejutkan yang dialami tokoh, 4) le récit policier, adalah novel yang menceritakan tentang pahlawan, polisi, maupun detektif, 5) le récit fantastique, novel yang menceritakan kisah aneh dan irrasional, dan 6) le récit de science-fiction, novel yang menceritakan suatu kisah yang dipadukan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.

b. Struktur Novel
Novel sebagai sebuah karya fiksi menawarkan sebuah dunia, dunia yang berisi model kehidupan yang diidealkan, dunia imajiner, yang dibangun melalui unsur intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh (dan penokohan), latar, sudut pandang, danlain-lain yang kesemuanya, tentu saja, juga bersifat imajiner (Nurgiantoro,1995: 4). Membaca sebuah novel, untuk sebagian (besar) orang hanya ingin menikmati cerita yang disuguhkan. Mereka hanya akan mendapat kesan secara

Tema menurut Stanton dan Keny (dalam Nurgiantoro ; 2002 : 67) adalah makna yang terkandung oleh sebuah cerita. Tema menurut Hartoko dan Rahmanto (dalam Nurgiantoro, 2002 : 68) merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuak karya sastra dan yang terkandung didalam teks sebagai struktur semantic dan yang menyangkut persamaan atau perbedaan-perbedaan. Tema merupakan gagasan sentral sesuatu yang hendak diperjuangkan dalam suatu tulisan atau karya sastra fiksi (Raminah Barbin, 1985 : 59-60).

Tokoh menunjukkan pada orangnya sebagai pelaku cerita. Menurut Abrams (1981 : 20), tokoh cerita adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan (dalam Nurgiyantoro, 2002 : 165). Tokoh cerita menempati posisi strategis sebagai pembaca dan penyampai pesan, amanat, moral, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan pengarang kepada pembaca.

Alur atau (plot) merupakan unsur fiksi yang penting. Staton (1965 : 14) mengemukakan; plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Abrams (1981 : 137) mengemukakan bahwa plot merupakan struktur peristiwa-peristiwa, yaitu sebagaimana yang terlihat dalam pengurutan dan penyajian berbagai peristiwa unruk mencapai efek emosional dan efek artistik tertentu.

Abrams (1981 : 175) menyatakan bahwa latar adalah landas tumpu, penyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu dan lingkungan sosoial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan ( Nurgiantoro, 2002 : 216).

c. Semiotik
Menurut Kamus Dewan edisi ketiga semiotik bolehlah didefinisikan sebagaikajian tentang tanda dan lambang terutamanya hubungan antara tanda danlambang dengan benda atau idea yang dimaksudkan. 

Semiotik adalah sains mengenai simbol-simbol. Manakala teori semiotikpula diilhamkan bagi mengkaji simbol-simbol serta tanda-tanda. Ianyamerupakan satu proses yang melihat kepada tanda yang muncul kemudianmemberikan makna kepada tanda tersebut supaya dapat difahami.

Semiotik juga berurusan dengan segala proses informasi yang bertukar-tukar yang bergantung kepada simbol-simbol yang diutarakan. Sebagaicontoh, manusia menulis, bercakap, melambai, mengenyit mata,menunjukkan ketidakpuasan hati dan sebagainya diantara manusia. Denganini mereka menggunakan simbol-simbol tertentu bagi berkomunikasi denganmanusia yang lain untuk mengekspreskan perkara-perkara di atas denganmenggunakan deria mereka.

Dengan ini juga lahirlah tanda-tanda yang mempunyai makna tertentu yangboleh dimengerti dan diinterpretrasikan. Sekiranya tidak ada komunikasiverbal yang berlaku secara tersurat maka tanda-tanda ataupun simbol-simbol ini yang akan menggantikan verbal. Sebagai contoh apabila sirenkecemasan berbunyi maka ianya melambangkan sesuatu, apabila lampuisyarat di jalanraya berwarna hijau maka kereta akan bergerak dan merahberhenti.

1. Pembahasan
a. Tema
Novel Cintaku Di Kampus Biru mengangkat tema percintaan. Hal tersebut mengacu pada teori yang menyatakan bahwa “Tema merupakan gagasan sentral sesuatu yang hendak diperjuangkan dalam suatu tulisan atau karya sastra fiksi.” (Raminah Barbin, 1985 : 59-60). Dalam ceritanya meskipun banyak mengulas permasalahan dalam kampus, perkuliahan, dan sebagainya namun tetap yang ditonjolkan oleh penulis yaitu Ashadi Siregar adalah percintaannya dengan beberapa wanita dan kehidupan percintaannya di luar perkuliahan namun tetap berkisah di kampus biru (Universitas Gadjah Mada).


Bukti pendukung :
“Sebelum dia didapat, dia harus dikejar. Berhari-hari, berminggu-minggu menguber hanya untuk bisa memeluknya, menciumnya, dan bilang, "Aku cinta padamu."” (kutipan perkataan tokoh dalan novel Cintaku Di Kampus Biru).

“Aku mencintainya. Ah, matanya yang sejuk, dan senyumnya yang melankolis.” (kutipan perkataan tokoh dalan novel Cintaku Di Kampus Biru).

“Kesetiaannya adalah bentuk kesetiaan primitif. Mengikat. Ulur-mengulur yang sangat indah dalam suatu percintaan bagai tak dimilikinya lagi. Nampak-nampaknya, cinta baginya hanya semacam sarana untuk rnencapai perkawinan. Perkawinan menjadi tujuan, dan cintailah sarana untuk mencapainya. Padahal bagi Anton justru cintalah yang menjadi tujuan, dan perkawinan hanya sebagai sarana.” (kutipan dalan novel Cintaku Di Kampus Biru).

Sebenarnya dalam cerita tidak hanya mengangkat cinta antar sesama manusia namun cinta akan kehidupannya, cinta akan prinsip hidupnya, cinta akan keluarganya. 

Bukti pendukung :

“Mungkinkah? Harus! Harus! Demi nama baik keluarga yang harus dipelihara!” (kutipan perkataan tokoh Anton dalan novel Cintaku Di Kampus Biru).

" Jangan sampai kehilangan kepercayaan pada prinsip-prinsip kebenaran." (kutipan dalan novel Cintaku Di Kampus Biru).

“Bibit yang bernas telah hilang, pikir dekan itu. Jika seorang muda telah kehilangan kepercayaan pada kebenaran, siapa lagi yang bisa di harapka memelihara prinsip-prinsip suci itu?” (kutipan dalan novel Cintaku Di Kampus Biru).

b. Tokoh Penokohan

NO
TOKOH
WATAK
BUKTI PENDUKUNG
1
Anton Rorimpandey (Anton)
·         Pria don juan (playboy)
·         Tidak rapi
·         Cerdas
·         “Lupakan saja ke-don-juan-anmu. Dan kau bisa menciumku, itu betul-betul bukan main, dan kurang ajar. Tapi, kuharap kau mulai menghentikan keliaranmu itu. Kau sudah memerlukan tempat singgah yang paling damai. Erika menunggumu!”
·         Anton menghirup udara sepenuh dada. Dan, rambutnya yang gondrong terasa gatal lagi. Dia menggaruk. Panas. Ah, kulit kepalanya sampai perih. Dia menghentikan garukannya, tetapi titik kepuasan belum tercapai. Rasa gatal masih mengambang. Dia jengkel. Cuma, kepada siapa kejengkelan itu harus diarahkan?
·         "Kau banyak membaca buku-buku. Pengetahuanmu luas, otakmu cerdas. Sekarang, bagaimana pendapatmu untuk keputusanku ini?"
2
Marini
·         Pendiam
·         Agresif
·         "'Kok jadi pendiam kau, Upik?" kata Anton. 
·         Apa salahnya aku   agresif? Ya, aku harus agresif. Sebab, usiaku memaksa aku harus secepatnya mengikat dia.
3
Bu Yusnita (Dosen)
·         Galak
·         Pemarah
·         Akhirnya Antonlah yang berbalik dan meninggalkan tempat itu. Di dekat pintu, seorang pegawai tata usaha menatap mencuri-curi ke wajah Anton. Diam-diam pegawai tata usaha itu membenarkan julukan bagi dosen wanita itu: Killer! Bahkan tokoh mahasiswa pun dibantingnya. Bukan main!
·         Lalu Bu Yusnita. Ah, dosen yang pemarah itu! Gadis yang sebenarnya cantik, tetapi statusnya membuatnya harus seangker mungkin.
4
Handoko
·         Teguh pada pendirian
·         Tanggung jawab
·         Pembohong
·         Handoko tak menjawab. "Betul-betul kau tak mau membantu?"
·      "Kalau pertunangan mereka putus karena kau, bagaimana pertanggungjawabanku kepada tunangannya, Usman? Sebelum berangkat dulu, dia titip pesan padaku agar aku melihat-lihat Erika." 
·      "Jangan bilang-bilang bahwa informasi tentang dia kau peroleh dari aku," kata Handoko.
5
Erika
·         Galak
·         Penyayang
·         Lembut
·      Wajah kuning, bermata galak.
·      "Pokoknya dia anak yang baik," kata Anton. "Anak yang sayang ibu.
·      "Tidak. Tidak mengganggu," kata Erika. Bukan main, bukan main lembutnya suara gadis ini, dan lekuk bibirnya alangkah indah, pikir Anton.
6
Retno
·         Penyayang
·         Penakut
·         Plin-plan
·         Retno berkali-kali datang membujuknya agarkuliah, atau jalan-jalan ke Malioboro, atau ke bioskop, atau ke mana saja, tetapi Erika 1ebih suka di rumah.
·         "Aku takut. Sudah kubilang, dia mengerikan. Tadi saja dia memelototi kita. Coba, apa ada lelaki yangpemah melotot marah kepadamu, Ika? Coba, apakah kau pemah ketemu sama lelaki-lelaki yang mendeliki kau?"
·         "Baru soal fulpen dan menghadapi lelaki galak, kita sudah terbentur. Belum lagi menghadapi soal-soal yang lebih prinsipil," kala Retno.
7
Lusi
·         Menyenangkan
·         "Kalau begitu kita nonton," kala Lusi. Handoko melirik Anton. 
8
Kusno
·         Tidak sabra
·         Ringan tangan
·         Penghianat
·         Anton bangkit. Kusno tergesa men-standard motornya. 
·         Kusno membantu membawakan kopornya.
·         Marini me- lepaskan diri dari pelukan Kusno. Keduanya terpana menatap Anton yang tertegak kaku di atas bukit.
9
Ibu Erika
·         Penyayang
·         Tanggung jawab
·         "Bantulah saya," kata ibu Erika. "Bantulah agar Erika tidak kehilangan masa depannya yang telah begitu terjamin."
·         Saya ingin, andainya saya telah tiada, anak saya yangsatu-satunya itu berada di samping suami yang bertanggung jawab dan dapat membahagiakannya.Mengerti maksud saya?"
10
Pak Gunawan
·         Kritis
·         "Ya. Makanya Pak Gunawan tak percaya kau dalangnya," kata Kusno.
11
Dekan Fakultas
·         Bijaksana
·         Pragmatis
·         "Aku tidak mentolerir tindakan-tindakan yang melanggar prinsip-prinsip kebenaran ilmiah. Tapi,persoalannya tidak sesederhana menegakkan kebenaran itu. Kita menghadapi realita yang kompleks. Dan, yang terpenting, aku tidak menghendaki stabilitas di fakultas kita terganggu, selama aku menjadi dekan," kata dekan itu. 
·         "Ya, harus pragmatis." Suaranya tersekap. Dekan itu melihat kepahitan yang menyaputi wajah lelaki muda di depannya.
12
Widyasari
·         Mudah putus asa
·         Penasehat
·         Namanya Widyasari. Mahasiswi fakultas ini, tetapi beberapa lama ini tak aktif. Konon lantaran tunangannya gugur dalam menjalankan tugas negara. Hampir dua tahun dia meninggalkan kuliahnya. Baru sekarang back to campus.
·         “Lupakan saja ke-don-juan-anmu. Dan kau bisa menciumku, itu betul-betul bukan main, dan kurang ajar. Tapi, kuharap kau mulai menghentikan keliaranmu itu. Kau sudah memerlukan tempat singgah yang paling damai. Erika menunggumu!” 
13
Usman
·         Baik
·         "Siapa tahu, Anton. Siapa tahu? Minimalnya aku tak mau dianggap membantu kau. Soalnya, tunangannya itu baik sekali. Sopan sekali. Tak ada alasan untuk tidak menyenanginya. Ibu Erika sangat sayang padanya. Usman sudah dianggap anaknya. Dan, Erika pun senang padanya. Mereka bertunangan. Semua orang mengharapkan kebahagiaan mereka."


c. Latar
·         Tempat
NO
LATAR TEMPAT
BUKTI
1
Semak-semak
Tak ada jawaban. Semak-semak tersibak. Anton keluar dari gerumbulan semak itu. Dia mengibaskan rumput di celananya. Lalu bersiul meninggalkan tempat itu.
2
Aula perpustakaan universitas
Sementara itu, di aula perpustakaan universitas, Anton sedang menarik-narik rambutnya yang kusut. 
3
Perpustakaan
Anton termangu menatap buku yang terkembang di hadapannya. Ruangan perpustakaan itu hening. 
4
Jalan aspal
Mereka tiba di jalan beraspal. Lampu-Iampu di jalan menerangi
tempat-tempat yang tak terlindung kerimbunan pohon asam yang berjejer. 
5
Jalan Jenderal Sudirman
Jalan Jenderal Sudirman melintang di hadapan mereka. 
6
Rumah Retno
Retno tegak di mulut pagar rumahnya. 
7
Ruang Dosen
Anton mengawasi perempuan yang duduk di depannya. tetapi, Bu Yusnita tetap tak acuh. Ruangan
dosen itu sepi. Meja-meja besar mengkilat berwarna coklat. Siapa pun duduk di seberang meja itu akan
kelihatan angker. 
8
Tangga
Anton menuruni tangga dengan hanya mengandalkan perasaan pada pegangan di pinggir. Sepanjang tangga tiga tingkat itu, tak lagi menarik untuk memperhatikan wajah-wajah sumringah gadis-gadis yang berjalan berlawanan arah.
9
Kafetaria
Dari kafetaria itu, Anton melihat mahasiswa- mahasiswa bergerombolan turun dari lantai atas menuju penitipan sepeda.
10
Rumah Dekan Fakultas  
Anton terperanjat di dalam kursi empuk yang didudukinya, dan matanya tak berkedip mengawasi dekan fakultasnya. Lelaki separo tua berkaca ma ta putih itu juga mengawasinya. 
11
Teras Rumah Handoko
"Apa salahnya?" Anton pura-pura memperha tikan daun pohon mahoni yang diterbangkan angin. Teras
tempat meraka duduk dinaungi pohon mahoni dari pinggir jalan. 
12
Teras Rumah Erika
Erika termangu di teras rumahnya. 
13
Rumah Erika
Dua kali dia menekan bel tamu dirumah Erika, lalu menunggu sesaat, pintu
terbuka.
14
Kamar Anton 
Dan, pagi itu Anton terbenam di kamarnya yang jendelanya dinaungi pohon sawo. Dia mendengar suara mobil memasuki halaman rumah pondokannya. 
15
Dataran Tinggi Dieng 
Matahari yang muncul dari balik gunung mulai membuyarkan embun yang menyaputi Dataran Tinggi Dieng. 
16
Kampus Gadjah Mada 
Kerumunan mahasiswa kian bertambah. Di rerumputan yang dinaungi tujuh pohon cemara, di Kampus Gadjah mada itu duduk para mahasiswa. 



17
Penginapan Dieng
Mereka tiba di penginapan. Bu Yusnita terduduk lemas. Dia mengusap peluh di dahinya. Sepatunya terlepas dan menggeletak di lantai.



18
Telaga Warna Dieng
Bu Yusnita duduk di rumput. Di depan mereka terhampar telaga yang permukaannya berwarna-warni. Pengaruh vulkanis, mungkin, makanya telaga itu merefleksikan aneka warna.
19
Rumah Widyasari
Hari demi hari Anton sibuk menggarap penyusunan skripsinya. Kadang-kadang mendatangi rumah Widyasari.
20
Ruang Kerja Bu Yusnita
Marini menghela napas sebelum kemudian tersenyum. Anton masuk ke ruang kerja Bu Yusnita. Dosen itu masih menyelesaikan hasil-hasil riset yang mereka laksanakan tempo hari.



21
Dalam Bus
Untunglah pemandangan di luar menolong menyegarkan orang-orang dalam bus.
22
Bukit
Dia mendaki bukit, melewati belukar-belukar. Ketika melewati gerumbul
semak,.langkahnya terhenti.

Kamar Penginapan
Mereka duduk berhadapan di alas tikar di tengah kamar penginapan itu.
b. Latar Waktu

NO
LATAR WAKTU
BUKTI
1
Sore hari
Dia gelisah. Matahari telah tergelincir ke barat. Di luar mulai kelam. Lampu-lampu di ruangan baca itu telah menyala
sejak tadi.
2
Malam hari 
Retno tertawa, dan melihat bayangan pohon di jalan. Bukan bayangan yang timbul dari lampu, melainkan dari bulan.
"Terang bulan," katanya.
3
Siang hari
Matahari yang membakar Kampus Gadjah Mada terasa lebih panas dari hari-hari biasanya. 

c. Latar Suasana

NO
LATAR SUASANA
BUKTI
1
Sepi
Gedung Induk Kampus Gadjah Mada tertegak sepi. 
Anton termangu menatap buku yang  terkembang di hadapannya. Ruangan perpustakaan itu hening.
"Well, apa keperluan Saudara?" Suara Bu Yusnita menyentak di tengah ruangan yang sepi itu, dan
menyergah masuk ke dalam lamunan Anton.
2
Menegangkan
Siapa pun duduk di seberang meja itu akan
kelihatan angker. Apalagi kalau yang duduk di situ dosen yang sedang menghadapi mahasiswa yang akan
ujian. 
3
Menyedihkan
Anton menuruni tangga dengan hanya mengandalkan perasaan pada pegangan di pinggir. Sepanjang tangga tiga tingkat itu, tak lagi menarik untuk memperhatikan wajah-wajah sumringah gadis-gadis yang berjalan berlawanan arah. 
d. Sekuen
·         Tekstual (kemunculan) Novel Cintaku Di Kampus Biru
1. Anton adalah mahasiswa Universitas Gadjah Mada.
1.1 Anton memiliki seorang kekasih bernama Marini.
1.2 Meski terkenal gaya berpacarannya yang liar dirinya tetap menjadi salah satu mahasiswa aktivis di kampusnya serta merupakan mahasiswa yang cerdas.
2. Anton mulai bosan dengan kekasihnya yang bernama Marini
2.1 Anton bertemu dengan wanita yang bernama Erika di Perpustakaan Fakultas.
2.2 Anton terkesan pada Erika.
2.3 Anton mulai mencari informasi mengenai Erika.
2.4 Anton mendekati Erika meski dia tau bahwa Erika telah memiliki tunangan bernama Usman yang sedang kuliah di Jerman.
3. Anton memiliki konflik dengan Dosen Bu Yusnita.
3.1 Anton tidak pernah lulus dalam mata kuliah Bu Yusnita.
3.2 Anton meminta saksi ujian yang akan diadakan oleh Bu Yusnita karena dirinya menganggap dalam Bu Yusnita menilai hasil ujiannya tidak objektif.
3.3 Bu Yusnita menganggap tindakan Anton merendahkan dirinya dan melaporkan agar kasus tersebut dimasukan dalam agenda rapat dosen.
4. Dekan Fakultas memerintah Anton untuk mendatangi rumahnya.
4.1 Anton datang ke rumah dekan sore hari.
4.2 Dekan Fakultas memberikan pengertian kepada Anton agar dia menyelesaikan permasalahannya dengan Bu Yusnita hingga tidak sampai dibawa dalam agenda rapat dosen.
4.3 Dekan Fakultas dan Anton berdebat mengenai prinsip kejujuran dan lain-lain.
4.4 Anton bercerita mengenai dirinya apabila tahun ini tidak lulus lagi mata kuliahnya Bu Yusnita.
4.5 Dekan merasa perihatin apabila tertanam ketidakpercayaan generasi muda akan kebijakan sebuah peraturan yang mengharuskan suatu tindakan tidak berjalan sesuai.
5. Anton mulai mendekati Erika dan menghindar dari Marini.
5.1 Anton sering medatangi rumah Marini untuk sekedar berbincang mengenai sastra dan music klasik.
5.2 Marini semakin simpati pada Anton karena banyak kesamaan kesukaan terhadap sesuatu dengan dirinya.
5.3 Pembawaan Anton yang berbeda dalam mendekati wanita menjadikan Marini semakin membuka hatinya pada Anton.
6. Kasus corat-coret clan plakat fakultas.
6.1 Kusno, teman Anton mendatangi ke rumah untuk memberi tahu Anton ada kasus yang menghebohkan fakultas di kampus.
6.2 Anton ke fakultas untuk melihat kasus corat-coret clan plakat.
6.3 Anton berbicara dengan Dekan Fakultas dan Dekan percaya bukan Anton pelakunya.
6.4 Keterkaitan corat-coret yang ada dalam plakat berhubungan dengan mengejek Bu Yusnita, hingga Bu Yusnita menaggap Anton yang melakukan.
6.5 Anton terancam masuk dalam agenda siding dosen dan terancam dikeluarkan.
7. Anton menjadi ketua pelaksana Riset Fakultas di Dataran Tinggi Dieng.
7.1 Sebagai ketua pelaksana Riset Fakultas di Dataran Tinggi Dieng menjadi salah satu untuk mengundur jadwal agenda sidang pengeluarannya.
7.1 Pembicaraan mengenai Bu Yusnita di Bus antara Anton dan Kusno.
7.2 Suasana kegembiraan di dalam bus yang mengangkut mahasiswa dan dosen ke tempat riset.
7.3 Sampai di dataran tinggi Dieng.
7.4 Pendekatan psikologis yang dilakukan Anton untuk memperbaiki hubungannya dengan Bu Yusnita.
7.5 Tumbuhnya rasa cinta antara Bu Yusnita dan Anton disela-sela kegiatan riset.
7.6 Anton mengetahui bahwa di belakang, Kusno temannya sendiri dan Marini pacarnya menjalin kasih.
7.7 Kerelaan Anton yang merelakan Marini menjalin  cinta dengan Kusno.
7.8 Anton dipanggil Bu Yusnita karena ada informasi bahwa pelaku corat-coret plakat fakultas sudah diketahui dan bukan Anton.
7.9 Terjalin hubungan baik antara Bu Yusnita dan Anton.
8. Anton kembali mendekati dari riset dan mendekati Erika.
8.1 Anton datang ke rumah Erika dan Ibu Erika memerintah dirinya agar tidak lagi mendekati Erika.
8.2 Anton merasa Ibu Erika sudah merendahkan dirinya dengan membandingkannya pada tunangan Erika yang berada di Jerman.
8.3 Usman tidak mau datang legi ke rumah Erika.
8.4 Anton menghindari setiap pertemuan antara dirinya dan Erika.
9. Kelanjutan harapannya pada Bu Yustina.
9.1 Dirinya menemui Bu Yustina di ruang kerjanya untuk menyelesaikan laporan.
9.2 Curhat Bu Yustina bahwa dia akan menikah dengan Pak Gunawan.
9.3 Nasehat Bu Yusnita pada Anton mengenai cinta dari sudut pandang psikologi.
9.4 Anton mulai menyesali bahwa dua wanita akhirnya meninggalkan dirinya.
10. Pertemuan Anton dengan Erika.
10.1 Pertemuan Anton dengan Erika dalam sebuah karnaval.
10.2 Anton menghindari secara langsung di hadapan Erika.
10.3 Kebingungan Handoko dan Lusi akan sifat Anton pada Erika.
11. Tindakan Anton menjadikan Erika sedih.
11.1 Erika tidak mau kembali ke kampus.
11.2 Retno teman Erika mencoba mengajak Erika ke kampus, jalan-jalan dll.
11.3 Erika sakit karena merasa bahwa Anton kini menjauhinya.
12. Anton dikenalkan kepada Widyasari oleh Erika.
12.1 Pertemuan antara Anton dan Erika.
12.2 Erika mengajak Anton berjalan-jalan bersamanya.
12.3 Anton diceritakan oleh Erika mengenai Kakanya yang Gugur di Irian Barat dan calon istrinya yang sampai sekarang belum menikah.
12.4 Pertemuan pertama antara Anton dan Widyasari yang sedang merawat tanaman anggrek di halaman rumahnya.
13. Ketertarikan Anton pada Widyasari.
13.1 Anton mulai mendekati Widyasari tanpa sepengetahuan Erika.
13.2 Anton dan Widyasari datanga ke pameran anggrek.
13.3 Anton dan Widyasari meonton di bioskop bersama.
13.4 Keinginan Anton untuk memiliki Widyasari.
13.5 Anton datang ke rumah Widyasari dan membantunya merawat tanaman anggrek.
14. Keadaan Erika selama ditinggal oleh Anton.
14.1 Ibu Erika mendatangi Anton agar mau kembali main ke rumahnya atau setidaknya mau menelfon Erika.
14.2 Erika sakit dan tidak mau keluar kamar karena tunangannya Usman menikah dengan wanita Jerman dan meninggalkannya.
14.3 Kebencian Anton pada keluarga Erika karena pernah merendahkannya menjadikan Anton tetap tidak mau berhubungan lagi dengan Erika.
14.4 Kedatangan Handoko ke rumah Anton dan terjadi perdebatan diantara mereka.
15. Anton kembali mendekati Widyasari
15.1 Keinginannya untuk memiliki Widyasari yang belum terkabul menjadikan Anton tetap berusaha mendekatinya.
15.2 Anton berada di pekarangan belakang rumah membantu Widyasari menurunkan anggrek-anggreknya.
15.3 Di pekarangan belakang rumah Anton mencium Widyasari dan tiba-tiba Erika datang hingga melihat semua kejadian yang ada di tempat tersebut.
15.4 Kebingungan Widyasari akan sikap Erika yang kaku dan cepat-cepat pulang.
15.5 Anton bingung melihat Widyasari dan Erika.
15.6 Widyasari menyadari bahwa Anton adalah laki-laki yang diceritakan oleh Ibu Erika.
15.7 Widyasari memerintah Anton untuk mengejar Erika.
16. Anton akhirnya menemkan cintanya.
16.1 Anton mendatangi rumah Erika.
16.2 Erika yang sedang berada di teras rumah kemudian menyambut kedatangan Anton.
16.3 Anton akhirnya menemukan cintanya di Erika dan mereka berjalan-jalan berdua.
16.4 Akhirnya Erika adalah jodoh anton.
·         Kronologis (peristiwa kejadian diurutkan) dalam novel Cintaku Di Kampus Biru. 
a. TEKS CINTAKU DI KAMPUS BIRU
b
1
3
5
7
9
11
13
15
2
4
6
8
10
12
14
16

















c
1.1-1.2
3.1-3.3
5.1-5.3
7.1-7.9
9.1-9.4
11.1-11.3
13.1-5.5
15.1-15.7
2.1-2.4
4.1-4.5
6.1-6.5
8.1-8.4
10.1-10.3
12.1-12.4
14.1-14.4
16.1-16.4


Keterangan :
a. Teks secara keseluruhan (Cintaku Di Kampus Biru.
b. Sekuen tingkat pertama.
c. Sekuen tingkat dua.

·         Cintaku Di Kampus Biru memiliki alur maju dan bukan merupakan cerita rakyat.
·         Jumlah sekuen = 85 yang terdiri dari 16 sekuen besar dan 69 sekuen kecil.
·      Dengan demikian Cintaku Di Kampus biru memeiliki dua sekuen yaitu sekuen tingkat pertama dan sekuen tingkat kedua. 

·         Kronologis
Berdasarkan urutan peristiwa kronologisnya cerita dalam novel Cintaku Di Kampus Biru bergerak lurus maju dan tidak ada pengulangan.
·         Urutan peristiwa disingkat P.
Berdasarkan sekuen maka P1 (sekuen 1: 1.1-1.2) diikuti P2 (sekuen 2: 2.1-2.4) diikuti P3 (sekuen 3: 3.1-3.3) diikuti P4 (sekuen 4: 4.1-4.5) diikuti P5 (sekuen5 : 5.1-5.3) diikuti P6 (sekuen 6: 6.1-6.5) diikuti P7 (sekuen 7 : 7.1-7.9) diikuti P8 (sekuen 8: 8.1-8.4) diikuti P9 (sekuen 9: 9.1-9.4) diikuti P10 (sekuen 10: 10.1-10.3) diikuti P11 (sekuen 11: 11.1-11.3) diikuti P12 (sekuen 12: 12.1-12.4) diikuti P13 (sekuen 13: 13.1-5.5) diikuti P14 (sekuen 14: 14.1-14.4) diikuti P15 (sekuen 15: 15.1-15.7) diikuti P16 (sekuen 16: 16.1-16.4).

·         Logis
Sekuen 1 (1.1-1.2) Anton adalah salah satu aktivis mahasiswa di kampusnya dan salah satu mahasiswa yang cerdas. Namun kisah cintanya bersama Marini menjadi salah satu cerita yang rumit.

Sekuen 2 (2.1-2.4) Karena kebosanan Anton pada Marini, dirinyapun mulai mencari pengganti. Anton kemudian bertemu Erika di perpustakaan fakultas, dirinya merasa tertarik dengan perempuan itu dan mencari informasi lewat temannya. Lalu dia mendekati Erika.

Sekuen 3 (3.1-3.3) Anton tidak pernah lulus dalam mata kuliah Bu Yustina, dirinya ingin mengulang ujiannya dengan didampingi saksi dosen lain. Namun tindakannya malah menyinggung Bu Yustina hingga ia sangat dibenci.

Sekuen 4 (4.1-4.5) Aanton kemudian dipanggil ke rumah dekan dan berdiskusi mengenai masalah dirinya dengan Bu Yustina. Dekan manasehati agar dirinya menyelesaikan masalah secara tuntas. Disitu ada perdebatan mengenai prinsip hingga kekhawatiran dekan akan berubahnya prinsip di diri Anton.

Sekuen 5 (5.1-5.3) Anton kemudian mendekati Erika, dia sering berkunjung ke rumahnya. Karena kesamaan kesukaan seperti pada sastra dan music klasik menjadikan mereka semakin dekat.

Sekuen 6 (6.1-6.5) Lama anton tidak masuk kuliah untuk mengurusi masalah percintaannya, ternyata di kampus ada masalah dengan corat-coret plakat fakultas yang menyinggung Bu Yustina hingga dia terancam masuk dalam agenda siding dosen.

Sekuen 7 (7.1-7.9) Untuk mengulur waktu sidang tentang dirinya yang kemungkinan akan dikeluarkan, keuntungannya dia menjadi ketua pelaksana riset fakultasnya ke Dieng. Di sana terjadi pendekatan antara Anton dan Bu Yustina guna menyelesaikan masalahnya. Tidak hanya itu jstru diantara mereka malah semakin tumbuh rasa cinta. Saat masih di Dieng ternyata Bu Yustina mendapat surat dari dekan bahwa bukan Anton pelaku corat-coret plakat fakultas hingga hubungan baik antara Bu Yustina dan Anton semakin bertambah padahal sebelumnya mereka saling membenci.

Sekuen 8 (8.1-8.4) Sepulang dari Dieng dan riset Anton mendatangi rumah Erika namun yang ditemui adalah Ibunya. Ibu Erika menyuruh Anton untuk menjauhi anaknya karena anaknya sudah memiliki tunangan yang sekarang kuliah di Jerman dan sudah menjamin masa depan Erika. Disitu Anton merasa harga dirinya dipermalukan hingga Anton mulai membenci Erika. Anton kemudian selalu menghindar saat bertemu dengan Erika.

Sekuen 9 (9.1-9.4) Karena kegundahannya dengan Erika, dia menemui Bu Yustina sekaligus untuk menyelesaikan pekerjaan laporannya. Namun disitu dia malah mendapati kabar bahwa Bu Yustina akan menikah dengan Pak Gunawan. Bu Yustina menasehati bahwa dirinya salah jika menjalin hubungan dengan Anton yang selisih umurnya sangat jauh. Hingga Anton kemudian merasa menyesal bahwa wanita-wanita yang dicintainya dan mencintainya lama-lama pergi karena perlakuannya sendiri.

Sekuen 10 (10.1-10.3) Bertemu di karnaval dengan Erika lalu kemudian menghindar menjadikan Handoko dan Lusi bingung kepada Anton.

Sekuen 11 (11.1-11.3) Karena tindakan Anton yang menjauh dari Erika, hingga menyebabkan dirinya tidak mau kampus dan mengurung diri dalam kamar.

Sekuen 12 (12.1-12.4) Namun pada saat Erika menemui Anton di jalan dirinya memaksa Anton untuk ikut dengannya dan dikenalkan pada Widyasari. Calon istri kakanya yang sampai sekarang belum menikah semenjak kaka Erika meninggal dalam Irian Barat.

Sekuen 13 (13.1-5.5) Anton kemudian mulai mendekati Widyasari dibelakang Erika. Dirinya sering membantu Widyasari merawat tanaman anggrek di rumanya sekaligus melakukan pendekatan.

Sekuen 14 (14.1-14.4) Saat Anton sedang mendekati Widyasari ternyata Ibunya Erika menyuruhnya untuk kembali mendekati Erika. Sayangnya kebencian Anton pada keluarga Erika menjadikan dirinya tidak mau melakukan apa yang diperintah oleh Ibunya Erika. Mendengar hal tersebut terjadilah konflik antara Anton dan temannya, Handoko.

Sekuen 15 (15.1-15.7) Dengan kukuh tetap akan meninggalkan Erika dirinya ingin sekali memiliki Widyasari seutuhnya. Namun saat dirinya sedang membantu Widyasari di pekarangan rumahnya dan kemudian menciumnya, dalam waktu yang bersamaan Erika melihatnya dan bergegas pulang. Widyasari dan Anton bingung, namun akhirnya Widyasari menasehati Anton untuk mengejar wanita yang sangat mencintainya.

Sekuen 16 (16.1-16.4) Anton mendatangi rumah Erika dan akhirnya mereka memutuskan untuk bersama. Saat itulah Anton menemukan cinta sejatinya.

·      Sudut Pandang
Dalam novel Cintaku Di Kampus Biru ini mengambil sudut pandang orang ketiga serba tahu. Hal ini dapat dlihat dari bagaimana orang ketiga mendeskripsikan semua tokohnya.
Bukti dalam kutipan novel :
- Namun Anton berbeda, tokoh dalam kisah ini adalah seorang aktivis yang cerdas, kritis dan tampan.

- Dia menatap berkeliling. Gadis berbaju merah di sampingnya, rupa-rupanya sejak tadi mengawasinya.

- Sebelum dia didapat, dia harus dikejar. Berhari-hari, berminggu-minggu menguber hanya untuk bisa memeluknya, menciumnya, dan bilang, "Aku cinta padamu."

- Mahasiswa-mahasiswa menekuni bacaan mereka. Dan, Anton kembali ke bukunya. Deretan huruf yang dilihatnya cuma sekejap punya makna baginya. Kemudian berganti garis hitam kabur.

·        Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang digunakan dalam novel Cintaku Di Kampus Biru ini sangat lugas atau gamblang. Meski demikian di dalamnya banyak terdapat diksi, serta penyamaan rima dalam kata.

Bukti dalam kutipan novel :
- "Siapa yang sudi jadi pacarmu? Brengsek!" Gadis baju merah membalik dan membentak.

- Andainya adalah kemungkinan-kemungkinan baik yang akanjadi bumerang setelah dia tak muncul. Andainya adalah harapan-harapan yang akan me- nikam setelahdia tak terujud. Andainya adalah sesuatu yang hampa tetapi mengikat orang untuk percaya bahwa dia ada. Andainya adalah nomor buntut yang tidak kena.

-          Dan, itu semua harus dianggap embun. Segera lenyap setelah matahari terbit. Tetapi, mungkinkah?

·         Amanat yang dapat diambil dari novel Cintaku Di Kampus Biru
- Semua mahasiswa pasti memeiliki masalah, namun tinggal bagaimana diri sendiri mampu menyelesaikan masalah tersebut.

- Jika prinsip kita benar maka jangan takut untuk beradu prinsip dengan orang lain jika tidak sesuai dengan aturan yang berlaku.

- Jangan pernah merasa kalah saat ada dalam kebenaran meski posisinya adalah mahasiswa, karena dosen tidak selamanya benar.

- Lakukanlah yang terbaik focus pada satu hal karena kadang jika focus kita terbagi-bagi maka semua yang berarti akan meninggalkan kita.

- Selesaikanlah masalah dengan bijaksana agar tidak ada konflik antar sesama.

- Perlu adanya penegakkan prinsip terlebih pada peraturan-peraturan yang tidak sesuai diterapkan.

- Tetap menjadi sosok yang dipercaya dan jangan pernah enghilangkan serta meragukan prinsip seseorang.

- Kejarlah apa yang harus kita perjuangkan.

- Perlu ada pendekatan pada masalah untuk menyelesaikan masalah tersebut.

- Terkadang teori tidak selamanya bisa diterapkan dalam kehidupan nyata.

1.    Penutup
Demikian analisis sekuen novel Cintaku Di Kampus Biru yang dapat penulis ulas. Semoga dengan adanya analisis ini semakin bertambah wawasan mengenai kandungan dalam sebuah karya sastra salah satunya novel. Penulis menyadari masih banyak yang belum bisa diulas diantaranya analisis sekuen secara detail. Penulis juga mengambil informasi dari beberapa sumber. Masukan sangat dibutuhkan guna melengkapi hasil analisis tersebut.

4.1 Simpulan
Dari analisis sekuen ini dapat disimpulakan bahwa novel Cintaku Di Kampus Biru memiliki alur maju dan bukan merupakan cerita rakyat. Selain itu sekuen tekstualnya berjumlah 85 dengan 16 sekuen besar dan 69 sekuen kecil. Dengan kronologis cerita yang bergerak lurus atau maju tanpa ada pengulangan serta peristiwa yang saling berkaitan.

4.2 Saran
Saran untuk novel Cintaku Di Kampus biru lebih pada bahasanya agar tidak terlalu menggunakan bahasa yang kasar atau kurang baik saat dibaca. Lebih menggunakan diksi atau makna lambing.


DAFTAR PUSTAKA

0 komentar:

Post a Comment

Powered by Blogger.