ANALISIS SEKUEN
NOVEL CINTAKU DI KAMPUS
BIRU
Karya Ashadi Siregar
Dibuat
untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Kesusastraan
Dosen
Pengampu : Asep Yudha Wirajaya, S.S.
Disusun
Oleh :
Nama : Umi Amanah
NIM : C0214064
Jurusan :
Sastra Indonesia / 1B
JURUSAN SASTRA
INDONESIA
FAKULTAS SASTRA DAN
SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS
MARET (UNS) SURAKARTA
2014
ANALISIS SEKUEN
NOVEL CINTAKU DI KAMPUS
BIRU Karya Ashadi Siregar
Umi
Amanah
Sastra
Indonesia Universitas Sebelas Maret
Email
: umiamanah26@student.uns.ac.id
Dalam sebuah karya sastra salah satunya novel tentunya memiliki unsur-unsur sekuen yang perlu dianalisis. Unsur-unsur sekuen terseut ada tiga yaitu yang pertama adalah tekstual yang berarti berdasarkan kemunculannya dalam teks sastra. Kedua, kronologis yang berarti berdasarkan urutan peristiwanya. Ketiga, logis yang dalam hal ini akan dipaparkan berdasarkan hubungan sebab akibat yang kemudian akan menekankan pada logika cerita, sebab logika merupakan dasar struktur.
1.1 Latar Belakang Masalah
Semakin banyaknya karya sastra yang tercipta seharusnya semakin banyak pengetahuan yang didapatkan oleh penikmat karya sastra salah satunya novel. Dalam sebuah novel tentunya memiliki pesan yang akan disampaikan oleh penulis pada para pembaca karya sastra tersebut. Namun beberapa tahun belakangan ini, karya sastra terkesan hanya dinikmati secara umumnya saja dan kemudian setelah itu hilang hingga seakan tidak ada pesan yang tersampaikan oleh penulis kepada pembaca. Perkembangan hasil karya sastra salah satunya novel yang sangat pesat menjadikan novel-novel yang dinikmati oleh pembaca sekarang kurang memiliki pesan moral yang kuat. Namun dalam tulisan ini, saya tidak akan membahas dari sudut pandang penulis tetapi dari sudut pandang pembaca yang menganalisis sekuen hasil karya sastra novel. Analisis sekuen ini mengambil contoh novel Cintaku Di Kampus Biru karya Ashadi Siregar.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam analisis sekuen novel yang berjudul Cintaku Di Kampus Biru karya Ashadi Siregar tentunya memiliki sebuah rumusan masalah yang pertama, bagaimana sekuen tekstual dalam novel Cintaku Di Kampus Biru karya Ashadi Siregar? Kedua, bagaimana sekuen kronologis novel Cintaku Di Kampus Biru karya Ashadi Siregar? Ketiga, bagaimana kelogisan yang dipaparkan dalam cerita novel Cintaku Di Kampus Biru karya Ashadi Siregar?
a. Pengertian Novel
Novel berasal dari bahasa latin “novellus”, diturunkan dari kata “novies” yang berarti baru. Novel merupakan karya sastra yang paling baru dibandingkan puisi, drama, dan lainnya. Dalam The American College Dictionary, novel diartikan sebagai suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang tertentu, yangmelukiskan para tokoh, gerak serta adegan kehidupan nyata yang representatif dalam suatu alur atau keadaan yang agak kacau atau kusut.
Dalam bukunya, Peyroutet (1991: 12) menyatakan bahwa cerita novel memiliki beberapa jenis, yaitu: 1) le récit réaliste, adalah novel yang menggambarkan kejadian secara nyata, 2) le récit historique, adalah novel yang menceritakan fakta pada suatu masa, 3) le récit d’aventures, novel yang menceritakan tentang petualangan dan kejadian-kejadian mengejutkan yang dialami tokoh, 4) le récit policier, adalah novel yang menceritakan tentang pahlawan, polisi, maupun detektif, 5) le récit fantastique, novel yang menceritakan kisah aneh dan irrasional, dan 6) le récit de science-fiction, novel yang menceritakan suatu kisah yang dipadukan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
b. Struktur Novel
Novel sebagai sebuah karya fiksi menawarkan sebuah dunia, dunia yang berisi model kehidupan yang diidealkan, dunia imajiner, yang dibangun melalui unsur intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh (dan penokohan), latar, sudut pandang, danlain-lain yang kesemuanya, tentu saja, juga bersifat imajiner (Nurgiantoro,1995: 4). Membaca sebuah novel, untuk sebagian (besar) orang hanya ingin menikmati cerita yang disuguhkan. Mereka hanya akan mendapat kesan secara
Tema menurut Stanton dan Keny (dalam Nurgiantoro ; 2002 : 67) adalah makna yang terkandung oleh sebuah cerita. Tema menurut Hartoko dan Rahmanto (dalam Nurgiantoro, 2002 : 68) merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuak karya sastra dan yang terkandung didalam teks sebagai struktur semantic dan yang menyangkut persamaan atau perbedaan-perbedaan. Tema merupakan gagasan sentral sesuatu yang hendak diperjuangkan dalam suatu tulisan atau karya sastra fiksi (Raminah Barbin, 1985 : 59-60).
Tokoh menunjukkan pada orangnya sebagai pelaku cerita. Menurut Abrams (1981 : 20), tokoh cerita adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan (dalam Nurgiyantoro, 2002 : 165). Tokoh cerita menempati posisi strategis sebagai pembaca dan penyampai pesan, amanat, moral, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan pengarang kepada pembaca.
Alur atau (plot) merupakan unsur fiksi yang penting. Staton (1965 : 14) mengemukakan; plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Abrams (1981 : 137) mengemukakan bahwa plot merupakan struktur peristiwa-peristiwa, yaitu sebagaimana yang terlihat dalam pengurutan dan penyajian berbagai peristiwa unruk mencapai efek emosional dan efek artistik tertentu.
Abrams (1981 : 175) menyatakan bahwa latar adalah landas tumpu, penyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu dan lingkungan sosoial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan ( Nurgiantoro, 2002 : 216).
Menurut Kamus Dewan edisi ketiga semiotik bolehlah didefinisikan sebagaikajian tentang tanda dan lambang terutamanya hubungan antara tanda danlambang dengan benda atau idea yang dimaksudkan.
Semiotik adalah sains mengenai simbol-simbol. Manakala teori semiotikpula diilhamkan bagi mengkaji simbol-simbol serta tanda-tanda. Ianyamerupakan satu proses yang melihat kepada tanda yang muncul kemudianmemberikan makna kepada tanda tersebut supaya dapat difahami.
Semiotik juga berurusan dengan segala proses informasi yang bertukar-tukar yang bergantung kepada simbol-simbol yang diutarakan. Sebagaicontoh, manusia menulis, bercakap, melambai, mengenyit mata,menunjukkan ketidakpuasan hati dan sebagainya diantara manusia. Denganini mereka menggunakan simbol-simbol tertentu bagi berkomunikasi denganmanusia yang lain untuk mengekspreskan perkara-perkara di atas denganmenggunakan deria mereka.
Dengan ini juga lahirlah tanda-tanda yang mempunyai makna tertentu yangboleh dimengerti dan diinterpretrasikan. Sekiranya tidak ada komunikasiverbal yang berlaku secara tersurat maka tanda-tanda ataupun simbol-simbol ini yang akan menggantikan verbal. Sebagai contoh apabila sirenkecemasan berbunyi maka ianya melambangkan sesuatu, apabila lampuisyarat di jalanraya berwarna hijau maka kereta akan bergerak dan merahberhenti.
a. Tema
Novel Cintaku Di Kampus Biru mengangkat tema percintaan. Hal tersebut mengacu pada teori yang menyatakan bahwa “Tema merupakan gagasan sentral sesuatu yang hendak diperjuangkan dalam suatu tulisan atau karya sastra fiksi.” (Raminah Barbin, 1985 : 59-60). Dalam ceritanya meskipun banyak mengulas permasalahan dalam kampus, perkuliahan, dan sebagainya namun tetap yang ditonjolkan oleh penulis yaitu Ashadi Siregar adalah percintaannya dengan beberapa wanita dan kehidupan percintaannya di luar perkuliahan namun tetap berkisah di kampus biru (Universitas Gadjah Mada).
Bukti pendukung :
“Sebelum dia didapat, dia harus dikejar. Berhari-hari, berminggu-minggu menguber hanya untuk bisa memeluknya, menciumnya, dan bilang, "Aku cinta padamu."” (kutipan perkataan tokoh dalan novel Cintaku Di Kampus Biru).
“Aku mencintainya. Ah, matanya yang sejuk, dan senyumnya yang melankolis.” (kutipan perkataan tokoh dalan novel Cintaku Di Kampus Biru).
“Kesetiaannya adalah bentuk kesetiaan primitif. Mengikat. Ulur-mengulur yang sangat indah dalam suatu percintaan bagai tak dimilikinya lagi. Nampak-nampaknya, cinta baginya hanya semacam sarana untuk rnencapai perkawinan. Perkawinan menjadi tujuan, dan cintailah sarana untuk mencapainya. Padahal bagi Anton justru cintalah yang menjadi tujuan, dan perkawinan hanya sebagai sarana.” (kutipan dalan novel Cintaku Di Kampus Biru).
Sebenarnya dalam cerita tidak hanya mengangkat cinta antar sesama manusia namun cinta akan kehidupannya, cinta akan prinsip hidupnya, cinta akan keluarganya.
Bukti pendukung :
“Mungkinkah? Harus! Harus! Demi nama baik keluarga yang harus dipelihara!” (kutipan perkataan tokoh Anton dalan novel Cintaku Di Kampus Biru).
" Jangan sampai kehilangan kepercayaan pada prinsip-prinsip kebenaran." (kutipan dalan novel Cintaku Di Kampus Biru).
“Bibit yang bernas telah hilang, pikir dekan itu. Jika seorang muda telah kehilangan kepercayaan pada kebenaran, siapa lagi yang bisa di harapka memelihara prinsip-prinsip suci itu?” (kutipan dalan novel Cintaku Di Kampus Biru).
b. Tokoh Penokohan
NO
|
TOKOH
|
WATAK
|
BUKTI PENDUKUNG
|
1
|
Anton
Rorimpandey (Anton)
|
·
Pria don juan
(playboy)
·
Tidak rapi
·
Cerdas
|
·
“Lupakan saja
ke-don-juan-anmu. Dan kau bisa menciumku, itu betul-betul bukan main, dan
kurang ajar. Tapi, kuharap kau mulai menghentikan keliaranmu itu. Kau sudah
memerlukan tempat singgah yang paling damai. Erika menunggumu!”
·
Anton menghirup udara
sepenuh dada. Dan, rambutnya yang gondrong terasa gatal lagi. Dia menggaruk. Panas.
Ah, kulit kepalanya sampai perih. Dia menghentikan garukannya, tetapi titik
kepuasan belum tercapai. Rasa gatal masih mengambang. Dia jengkel. Cuma,
kepada siapa kejengkelan itu harus diarahkan?
·
"Kau banyak
membaca buku-buku. Pengetahuanmu luas, otakmu cerdas. Sekarang, bagaimana pendapatmu
untuk keputusanku ini?"
|
2
|
Marini
|
·
Pendiam
·
Agresif
|
·
"'Kok jadi
pendiam kau, Upik?" kata Anton.
·
Apa salahnya aku agresif? Ya, aku harus agresif. Sebab, usiaku
memaksa aku harus secepatnya mengikat dia.
|
3
|
Bu Yusnita
(Dosen)
|
·
Galak
·
Pemarah
|
·
Akhirnya Antonlah
yang berbalik dan meninggalkan tempat itu. Di dekat pintu, seorang pegawai
tata usaha menatap mencuri-curi ke wajah Anton. Diam-diam pegawai tata usaha
itu membenarkan julukan bagi dosen wanita itu: Killer! Bahkan tokoh mahasiswa
pun dibantingnya. Bukan main!
·
Lalu Bu Yusnita. Ah,
dosen yang pemarah itu! Gadis yang sebenarnya cantik, tetapi statusnya
membuatnya harus seangker mungkin.
|
4
|
Handoko
|
·
Teguh pada pendirian
·
Tanggung jawab
·
Pembohong
|
·
Handoko tak menjawab.
"Betul-betul kau tak mau membantu?"
·
"Kalau
pertunangan mereka putus karena kau, bagaimana pertanggungjawabanku kepada
tunangannya, Usman? Sebelum berangkat dulu, dia titip pesan padaku agar aku
melihat-lihat Erika."
·
"Jangan
bilang-bilang bahwa informasi tentang dia kau peroleh dari aku," kata
Handoko.
|
5
|
Erika
|
·
Galak
·
Penyayang
·
Lembut
|
· Wajah
kuning, bermata galak.
·
"Pokoknya dia
anak yang baik," kata Anton. "Anak yang sayang ibu.
· "Tidak.
Tidak mengganggu," kata Erika. Bukan main, bukan main lembutnya suara
gadis ini, dan lekuk bibirnya alangkah indah, pikir Anton.
|
6
|
Retno
|
·
Penyayang
·
Penakut
·
Plin-plan
|
·
Retno berkali-kali
datang membujuknya agarkuliah, atau jalan-jalan ke Malioboro, atau ke
bioskop, atau ke mana saja, tetapi Erika 1ebih suka di rumah.
·
"Aku takut.
Sudah kubilang, dia mengerikan. Tadi saja dia memelototi kita. Coba, apa ada
lelaki yangpemah melotot marah kepadamu, Ika? Coba, apakah kau pemah ketemu
sama lelaki-lelaki yang mendeliki kau?"
·
"Baru soal
fulpen dan menghadapi lelaki galak, kita sudah terbentur. Belum lagi
menghadapi soal-soal yang lebih prinsipil," kala Retno.
|
7
|
Lusi
|
·
Menyenangkan
|
·
"Kalau begitu
kita nonton," kala Lusi. Handoko melirik Anton.
|
8
|
Kusno
|
·
Tidak sabra
·
Ringan tangan
·
Penghianat
|
·
Anton bangkit. Kusno
tergesa men-standard motornya.
·
Kusno membantu membawakan
kopornya.
·
Marini me- lepaskan
diri dari pelukan Kusno. Keduanya terpana menatap Anton yang tertegak kaku di
atas bukit.
|
9
|
Ibu Erika
|
·
Penyayang
·
Tanggung jawab
|
·
"Bantulah
saya," kata ibu Erika. "Bantulah agar Erika tidak kehilangan masa
depannya yang telah begitu terjamin."
·
Saya ingin, andainya
saya telah tiada, anak saya yangsatu-satunya itu berada di samping suami yang
bertanggung jawab dan dapat membahagiakannya.Mengerti maksud saya?"
|
10
|
Pak Gunawan
|
·
Kritis
|
·
"Ya. Makanya Pak
Gunawan tak percaya kau dalangnya," kata Kusno.
|
11
|
Dekan
Fakultas
|
·
Bijaksana
·
Pragmatis
|
·
"Aku tidak
mentolerir tindakan-tindakan yang melanggar prinsip-prinsip kebenaran ilmiah.
Tapi,persoalannya tidak sesederhana menegakkan kebenaran itu. Kita menghadapi
realita yang kompleks. Dan, yang terpenting, aku tidak menghendaki stabilitas
di fakultas kita terganggu, selama aku menjadi dekan," kata dekan itu.
·
"Ya, harus
pragmatis." Suaranya tersekap. Dekan itu melihat kepahitan yang
menyaputi wajah lelaki muda di depannya.
|
12
|
Widyasari
|
·
Mudah putus asa
·
Penasehat
|
·
Namanya Widyasari.
Mahasiswi fakultas ini, tetapi beberapa lama ini tak aktif. Konon lantaran tunangannya
gugur dalam menjalankan tugas negara. Hampir dua tahun dia meninggalkan
kuliahnya. Baru sekarang back to campus.
·
“Lupakan saja
ke-don-juan-anmu. Dan kau bisa menciumku, itu betul-betul bukan main, dan
kurang ajar. Tapi, kuharap kau mulai menghentikan keliaranmu itu. Kau sudah
memerlukan tempat singgah yang paling damai. Erika menunggumu!”
|
13
|
Usman
|
·
Baik
|
·
"Siapa tahu,
Anton. Siapa tahu? Minimalnya aku tak mau dianggap membantu kau. Soalnya, tunangannya
itu baik sekali. Sopan sekali. Tak ada alasan untuk tidak menyenanginya. Ibu
Erika sangat sayang padanya. Usman sudah dianggap anaknya. Dan, Erika pun
senang padanya. Mereka bertunangan. Semua orang mengharapkan kebahagiaan
mereka."
|
c. Latar
·
Tempat
NO
|
LATAR TEMPAT
|
BUKTI
|
1
|
Semak-semak
|
Tak
ada jawaban. Semak-semak tersibak. Anton keluar dari gerumbulan semak itu.
Dia mengibaskan rumput di celananya. Lalu bersiul meninggalkan tempat itu.
|
2
|
Aula
perpustakaan universitas
|
Sementara itu, di aula perpustakaan universitas,
Anton sedang menarik-narik rambutnya yang kusut.
|
3
|
Perpustakaan
|
Anton termangu menatap buku yang terkembang di
hadapannya. Ruangan perpustakaan itu hening.
|
4
|
Jalan aspal
|
Mereka
tiba di jalan beraspal. Lampu-Iampu di jalan menerangi
tempat-tempat yang tak terlindung kerimbunan pohon
asam yang berjejer.
|
5
|
Jalan Jenderal Sudirman
|
Jalan Jenderal Sudirman melintang di hadapan
mereka.
|
6
|
Rumah Retno
|
Retno tegak di mulut pagar rumahnya.
|
7
|
Ruang Dosen
|
Anton
mengawasi perempuan yang duduk di depannya. tetapi, Bu Yusnita tetap tak
acuh. Ruangan
dosen
itu sepi. Meja-meja besar mengkilat berwarna coklat. Siapa pun duduk di
seberang meja itu akan
kelihatan angker.
|
8
|
Tangga
|
Anton
menuruni tangga dengan hanya mengandalkan perasaan pada pegangan di pinggir.
Sepanjang tangga tiga tingkat itu, tak lagi menarik untuk memperhatikan
wajah-wajah sumringah gadis-gadis yang berjalan berlawanan arah.
|
9
|
Kafetaria
|
Dari
kafetaria itu, Anton melihat mahasiswa- mahasiswa bergerombolan turun dari
lantai atas menuju penitipan sepeda.
|
10
|
Rumah Dekan
Fakultas
|
Anton
terperanjat di dalam kursi empuk yang didudukinya, dan matanya tak berkedip
mengawasi dekan fakultasnya. Lelaki separo tua berkaca ma ta putih itu juga mengawasinya.
|
11
|
Teras Rumah
Handoko
|
"Apa
salahnya?" Anton pura-pura memperha tikan daun pohon mahoni yang
diterbangkan angin. Teras
tempat meraka duduk dinaungi pohon mahoni dari
pinggir jalan.
|
12
|
Teras Rumah
Erika
|
Erika termangu di teras rumahnya.
|
13
|
Rumah Erika
|
Dua
kali dia menekan bel tamu dirumah Erika, lalu menunggu sesaat, pintu
terbuka.
|
14
|
Kamar Anton
|
Dan,
pagi itu Anton terbenam di kamarnya yang jendelanya dinaungi pohon sawo. Dia
mendengar suara mobil memasuki halaman rumah pondokannya.
|
15
|
Dataran
Tinggi Dieng
|
Matahari
yang muncul dari balik gunung mulai membuyarkan embun yang menyaputi Dataran
Tinggi Dieng.
|
16
|
Kampus
Gadjah Mada
|
Kerumunan
mahasiswa kian bertambah. Di rerumputan yang dinaungi tujuh pohon cemara, di
Kampus Gadjah mada itu duduk para mahasiswa.
|
17
|
Penginapan
Dieng
|
Mereka
tiba di penginapan. Bu Yusnita terduduk lemas. Dia mengusap peluh di dahinya.
Sepatunya terlepas dan menggeletak di lantai.
|
18
|
Telaga
Warna Dieng
|
Bu
Yusnita duduk di rumput. Di depan mereka terhampar telaga yang permukaannya
berwarna-warni. Pengaruh vulkanis, mungkin, makanya telaga itu merefleksikan
aneka warna.
|
19
|
Rumah Widyasari
|
Hari
demi hari Anton sibuk menggarap penyusunan skripsinya. Kadang-kadang
mendatangi rumah Widyasari.
|
20
|
Ruang Kerja
Bu Yusnita
|
Marini
menghela napas sebelum kemudian tersenyum. Anton masuk ke ruang kerja Bu
Yusnita. Dosen itu masih menyelesaikan hasil-hasil riset yang mereka
laksanakan tempo hari.
|
21
|
Dalam Bus
|
Untunglah
pemandangan di luar menolong menyegarkan orang-orang dalam bus.
|
22
|
Bukit
|
Dia
mendaki bukit, melewati belukar-belukar. Ketika melewati gerumbul
semak,.langkahnya
terhenti.
|
Kamar
Penginapan
|
Mereka
duduk berhadapan di alas tikar di tengah kamar penginapan itu.
|
b. Latar
Waktu
NO
|
LATAR WAKTU
|
BUKTI
|
1
|
Sore hari
|
Dia
gelisah. Matahari telah tergelincir ke barat. Di luar mulai kelam.
Lampu-lampu di ruangan baca itu telah menyala
sejak tadi.
|
2
|
Malam hari
|
Retno
tertawa, dan melihat bayangan pohon di jalan. Bukan bayangan yang timbul dari
lampu, melainkan dari bulan.
"Terang
bulan," katanya.
|
3
|
Siang hari
|
Matahari yang membakar Kampus Gadjah Mada terasa
lebih panas dari hari-hari biasanya.
|
c. Latar
Suasana
NO
|
LATAR SUASANA
|
BUKTI
|
1
|
Sepi
|
Gedung
Induk Kampus Gadjah Mada tertegak sepi.
Anton
termangu menatap buku yang terkembang
di hadapannya. Ruangan perpustakaan itu hening.
"Well,
apa keperluan Saudara?" Suara Bu Yusnita menyentak di tengah ruangan
yang sepi itu, dan
menyergah
masuk ke dalam lamunan Anton.
|
2
|
Menegangkan
|
Siapa
pun duduk di seberang meja itu akan
kelihatan
angker. Apalagi kalau yang duduk di situ dosen yang sedang menghadapi
mahasiswa yang akan
ujian.
|
3
|
Menyedihkan
|
Anton
menuruni tangga dengan hanya mengandalkan perasaan pada pegangan di pinggir.
Sepanjang tangga tiga tingkat itu, tak lagi menarik untuk memperhatikan
wajah-wajah sumringah gadis-gadis yang berjalan berlawanan arah.
|
d. Sekuen
·
Tekstual (kemunculan) Novel Cintaku Di Kampus Biru
1. Anton adalah mahasiswa Universitas Gadjah Mada.
1.1 Anton
memiliki seorang kekasih bernama Marini.
1.2 Meski
terkenal gaya berpacarannya yang liar dirinya tetap menjadi salah satu
mahasiswa aktivis di kampusnya serta merupakan mahasiswa yang cerdas.
2. Anton mulai bosan dengan kekasihnya yang bernama
Marini
2.1 Anton
bertemu dengan wanita yang bernama Erika di Perpustakaan Fakultas.
2.2 Anton
terkesan pada Erika.
2.3 Anton mulai
mencari informasi mengenai Erika.
2.4 Anton
mendekati Erika meski dia tau bahwa Erika telah memiliki tunangan bernama Usman
yang sedang kuliah di Jerman.
3. Anton memiliki konflik dengan Dosen Bu Yusnita.
3.1 Anton tidak
pernah lulus dalam mata kuliah Bu Yusnita.
3.2 Anton
meminta saksi ujian yang akan diadakan oleh Bu Yusnita karena dirinya
menganggap dalam Bu Yusnita menilai hasil ujiannya tidak objektif.
3.3 Bu Yusnita
menganggap tindakan Anton merendahkan dirinya dan melaporkan agar kasus
tersebut dimasukan dalam agenda rapat dosen.
4. Dekan Fakultas memerintah Anton untuk mendatangi
rumahnya.
4.1 Anton datang
ke rumah dekan sore hari.
4.2 Dekan
Fakultas memberikan pengertian kepada Anton agar dia menyelesaikan
permasalahannya dengan Bu Yusnita hingga tidak sampai dibawa dalam agenda rapat
dosen.
4.3 Dekan
Fakultas dan Anton berdebat mengenai prinsip kejujuran dan lain-lain.
4.4 Anton
bercerita mengenai dirinya apabila tahun ini tidak lulus lagi mata kuliahnya Bu
Yusnita.
4.5 Dekan merasa
perihatin apabila tertanam ketidakpercayaan generasi muda akan kebijakan sebuah
peraturan yang mengharuskan suatu tindakan tidak berjalan sesuai.
5. Anton mulai mendekati Erika dan menghindar dari
Marini.
5.1 Anton sering
medatangi rumah Marini untuk sekedar berbincang mengenai sastra dan music
klasik.
5.2 Marini
semakin simpati pada Anton karena banyak kesamaan kesukaan terhadap sesuatu
dengan dirinya.
5.3 Pembawaan
Anton yang berbeda dalam mendekati wanita menjadikan Marini semakin membuka
hatinya pada Anton.
6. Kasus corat-coret clan plakat fakultas.
6.1 Kusno, teman
Anton mendatangi ke rumah untuk memberi tahu Anton ada kasus yang menghebohkan
fakultas di kampus.
6.2 Anton ke
fakultas untuk melihat kasus corat-coret clan plakat.
6.3 Anton
berbicara dengan Dekan Fakultas dan Dekan percaya bukan Anton pelakunya.
6.4 Keterkaitan
corat-coret yang ada dalam plakat berhubungan dengan mengejek Bu Yusnita, hingga
Bu Yusnita menaggap Anton yang melakukan.
6.5 Anton
terancam masuk dalam agenda siding dosen dan terancam dikeluarkan.
7. Anton menjadi ketua pelaksana Riset Fakultas di
Dataran Tinggi Dieng.
7.1 Sebagai
ketua pelaksana Riset Fakultas di Dataran Tinggi Dieng menjadi salah satu untuk
mengundur jadwal agenda sidang pengeluarannya.
7.1 Pembicaraan
mengenai Bu Yusnita di Bus antara Anton dan Kusno.
7.2 Suasana
kegembiraan di dalam bus yang mengangkut mahasiswa dan dosen ke tempat riset.
7.3 Sampai di
dataran tinggi Dieng.
7.4 Pendekatan
psikologis yang dilakukan Anton untuk memperbaiki hubungannya dengan Bu
Yusnita.
7.5 Tumbuhnya
rasa cinta antara Bu Yusnita dan Anton disela-sela kegiatan riset.
7.6 Anton
mengetahui bahwa di belakang, Kusno temannya sendiri dan Marini pacarnya
menjalin kasih.
7.7 Kerelaan
Anton yang merelakan Marini menjalin
cinta dengan Kusno.
7.8 Anton
dipanggil Bu Yusnita karena ada informasi bahwa pelaku corat-coret plakat
fakultas sudah diketahui dan bukan Anton.
7.9 Terjalin
hubungan baik antara Bu Yusnita dan Anton.
8. Anton kembali mendekati dari riset dan mendekati
Erika.
8.1 Anton datang
ke rumah Erika dan Ibu Erika memerintah dirinya agar tidak lagi mendekati
Erika.
8.2 Anton merasa
Ibu Erika sudah merendahkan dirinya dengan membandingkannya pada tunangan Erika
yang berada di Jerman.
8.3 Usman tidak
mau datang legi ke rumah Erika.
8.4 Anton
menghindari setiap pertemuan antara dirinya dan Erika.
9. Kelanjutan harapannya pada Bu Yustina.
9.1 Dirinya
menemui Bu Yustina di ruang kerjanya untuk menyelesaikan laporan.
9.2 Curhat Bu
Yustina bahwa dia akan menikah dengan Pak Gunawan.
9.3 Nasehat Bu
Yusnita pada Anton mengenai cinta dari sudut pandang psikologi.
9.4 Anton mulai
menyesali bahwa dua wanita akhirnya meninggalkan dirinya.
10. Pertemuan Anton dengan Erika.
10.1 Pertemuan
Anton dengan Erika dalam sebuah karnaval.
10.2 Anton
menghindari secara langsung di hadapan Erika.
10.3 Kebingungan
Handoko dan Lusi akan sifat Anton pada Erika.
11. Tindakan Anton menjadikan Erika sedih.
11.1 Erika tidak
mau kembali ke kampus.
11.2 Retno teman
Erika mencoba mengajak Erika ke kampus, jalan-jalan dll.
11.3 Erika sakit
karena merasa bahwa Anton kini menjauhinya.
12. Anton dikenalkan kepada Widyasari oleh Erika.
12.1 Pertemuan
antara Anton dan Erika.
12.2 Erika
mengajak Anton berjalan-jalan bersamanya.
12.3 Anton
diceritakan oleh Erika mengenai Kakanya yang Gugur di Irian Barat dan calon
istrinya yang sampai sekarang belum menikah.
12.4 Pertemuan
pertama antara Anton dan Widyasari yang sedang merawat tanaman anggrek di
halaman rumahnya.
13. Ketertarikan Anton pada Widyasari.
13.1 Anton mulai
mendekati Widyasari tanpa sepengetahuan Erika.
13.2 Anton dan
Widyasari datanga ke pameran anggrek.
13.3 Anton dan
Widyasari meonton di bioskop bersama.
13.4 Keinginan
Anton untuk memiliki Widyasari.
13.5 Anton
datang ke rumah Widyasari dan membantunya merawat tanaman anggrek.
14. Keadaan Erika selama ditinggal oleh Anton.
14.1 Ibu Erika
mendatangi Anton agar mau kembali main ke rumahnya atau setidaknya mau menelfon
Erika.
14.2 Erika sakit
dan tidak mau keluar kamar karena tunangannya Usman menikah dengan wanita
Jerman dan meninggalkannya.
14.3 Kebencian
Anton pada keluarga Erika karena pernah merendahkannya menjadikan Anton tetap
tidak mau berhubungan lagi dengan Erika.
14.4 Kedatangan
Handoko ke rumah Anton dan terjadi perdebatan diantara mereka.
15. Anton kembali mendekati Widyasari
15.1 Keinginannya
untuk memiliki Widyasari yang belum terkabul menjadikan Anton tetap berusaha
mendekatinya.
15.2 Anton
berada di pekarangan belakang rumah membantu Widyasari menurunkan
anggrek-anggreknya.
15.3 Di
pekarangan belakang rumah Anton mencium Widyasari dan tiba-tiba Erika datang
hingga melihat semua kejadian yang ada di tempat tersebut.
15.4 Kebingungan
Widyasari akan sikap Erika yang kaku dan cepat-cepat pulang.
15.5 Anton
bingung melihat Widyasari dan Erika.
15.6 Widyasari
menyadari bahwa Anton adalah laki-laki yang diceritakan oleh Ibu Erika.
15.7 Widyasari
memerintah Anton untuk mengejar Erika.
16. Anton akhirnya menemkan cintanya.
16.1 Anton
mendatangi rumah Erika.
16.2 Erika yang
sedang berada di teras rumah kemudian menyambut kedatangan Anton.
16.3 Anton
akhirnya menemukan cintanya di Erika dan mereka berjalan-jalan berdua.
16.4 Akhirnya
Erika adalah jodoh anton.
·
Kronologis (peristiwa
kejadian diurutkan) dalam novel Cintaku Di Kampus Biru.
a.
TEKS CINTAKU DI KAMPUS BIRU
|
||||||||||||||||
b
|
1
|
3
|
5
|
7
|
9
|
11
|
13
|
15
|
||||||||
2
|
4
|
6
|
8
|
10
|
12
|
14
|
16
|
|||||||||
c
|
1.1-1.2
|
3.1-3.3
|
5.1-5.3
|
7.1-7.9
|
9.1-9.4
|
11.1-11.3
|
13.1-5.5
|
15.1-15.7
|
||||||||
2.1-2.4
|
4.1-4.5
|
6.1-6.5
|
8.1-8.4
|
10.1-10.3
|
12.1-12.4
|
14.1-14.4
|
16.1-16.4
|
Keterangan :
a. Teks secara keseluruhan (Cintaku Di Kampus Biru.
b. Sekuen tingkat pertama.
c. Sekuen tingkat dua.
·
Cintaku Di
Kampus Biru memiliki alur maju dan bukan merupakan cerita rakyat.
·
Jumlah sekuen =
85 yang terdiri dari 16 sekuen besar dan 69 sekuen kecil.
· Dengan demikian
Cintaku Di Kampus biru memeiliki dua sekuen yaitu sekuen tingkat pertama dan
sekuen tingkat kedua.
·
Kronologis
Berdasarkan
urutan peristiwa kronologisnya cerita dalam novel Cintaku Di Kampus Biru
bergerak lurus maju dan tidak ada pengulangan.
·
Urutan peristiwa
disingkat P.
Berdasarkan
sekuen maka P1 (sekuen 1: 1.1-1.2) diikuti P2 (sekuen 2: 2.1-2.4) diikuti P3 (sekuen 3: 3.1-3.3)
diikuti P4 (sekuen 4: 4.1-4.5) diikuti P5 (sekuen5 : 5.1-5.3) diikuti P6
(sekuen 6: 6.1-6.5) diikuti P7 (sekuen 7 : 7.1-7.9) diikuti P8 (sekuen 8: 8.1-8.4)
diikuti P9 (sekuen 9: 9.1-9.4) diikuti P10 (sekuen 10: 10.1-10.3) diikuti P11
(sekuen 11: 11.1-11.3) diikuti P12 (sekuen 12: 12.1-12.4) diikuti P13 (sekuen
13: 13.1-5.5) diikuti P14 (sekuen 14: 14.1-14.4) diikuti P15 (sekuen 15: 15.1-15.7)
diikuti P16 (sekuen 16: 16.1-16.4).
·
Logis
Sekuen 1 (1.1-1.2) Anton adalah salah
satu aktivis mahasiswa di kampusnya dan salah satu mahasiswa yang cerdas. Namun
kisah cintanya bersama Marini menjadi salah satu cerita yang rumit.
Sekuen 2 (2.1-2.4) Karena kebosanan
Anton pada Marini, dirinyapun mulai mencari pengganti. Anton kemudian bertemu
Erika di perpustakaan fakultas, dirinya merasa tertarik dengan perempuan itu
dan mencari informasi lewat temannya. Lalu dia mendekati Erika.
Sekuen 3 (3.1-3.3) Anton tidak pernah
lulus dalam mata kuliah Bu Yustina, dirinya ingin mengulang ujiannya dengan
didampingi saksi dosen lain. Namun tindakannya malah menyinggung Bu Yustina
hingga ia sangat dibenci.
Sekuen 4 (4.1-4.5) Aanton kemudian
dipanggil ke rumah dekan dan berdiskusi mengenai masalah dirinya dengan Bu
Yustina. Dekan manasehati agar dirinya menyelesaikan masalah secara tuntas.
Disitu ada perdebatan mengenai prinsip hingga kekhawatiran dekan akan
berubahnya prinsip di diri Anton.
Sekuen 5 (5.1-5.3) Anton kemudian
mendekati Erika, dia sering berkunjung ke rumahnya. Karena kesamaan kesukaan
seperti pada sastra dan music klasik menjadikan mereka semakin dekat.
Sekuen 6 (6.1-6.5) Lama anton tidak
masuk kuliah untuk mengurusi masalah percintaannya, ternyata di kampus ada
masalah dengan corat-coret plakat fakultas yang menyinggung Bu Yustina hingga
dia terancam masuk dalam agenda siding dosen.
Sekuen 7 (7.1-7.9) Untuk mengulur waktu
sidang tentang dirinya yang kemungkinan akan dikeluarkan, keuntungannya dia
menjadi ketua pelaksana riset fakultasnya ke Dieng. Di sana terjadi pendekatan
antara Anton dan Bu Yustina guna menyelesaikan masalahnya. Tidak hanya itu
jstru diantara mereka malah semakin tumbuh rasa cinta. Saat masih di Dieng
ternyata Bu Yustina mendapat surat dari dekan bahwa bukan Anton pelaku
corat-coret plakat fakultas hingga hubungan baik antara Bu Yustina dan Anton
semakin bertambah padahal sebelumnya mereka saling membenci.
Sekuen 8 (8.1-8.4) Sepulang dari Dieng
dan riset Anton mendatangi rumah Erika namun yang ditemui adalah Ibunya. Ibu
Erika menyuruh Anton untuk menjauhi anaknya karena anaknya sudah memiliki
tunangan yang sekarang kuliah di Jerman dan sudah menjamin masa depan Erika.
Disitu Anton merasa harga dirinya dipermalukan hingga Anton mulai membenci
Erika. Anton kemudian selalu menghindar saat bertemu dengan Erika.
Sekuen 9 (9.1-9.4) Karena kegundahannya
dengan Erika, dia menemui Bu Yustina sekaligus untuk menyelesaikan pekerjaan
laporannya. Namun disitu dia malah mendapati kabar bahwa Bu Yustina akan
menikah dengan Pak Gunawan. Bu Yustina menasehati bahwa dirinya salah jika
menjalin hubungan dengan Anton yang selisih umurnya sangat jauh. Hingga Anton
kemudian merasa menyesal bahwa wanita-wanita yang dicintainya dan mencintainya
lama-lama pergi karena perlakuannya sendiri.
Sekuen 10 (10.1-10.3) Bertemu di
karnaval dengan Erika lalu kemudian menghindar menjadikan Handoko dan Lusi
bingung kepada Anton.
Sekuen 11 (11.1-11.3) Karena tindakan
Anton yang menjauh dari Erika, hingga menyebabkan dirinya tidak mau kampus dan
mengurung diri dalam kamar.
Sekuen 12 (12.1-12.4) Namun pada saat
Erika menemui Anton di jalan dirinya memaksa Anton untuk ikut dengannya dan
dikenalkan pada Widyasari. Calon istri kakanya yang sampai sekarang belum
menikah semenjak kaka Erika meninggal dalam Irian Barat.
Sekuen 13 (13.1-5.5) Anton kemudian
mulai mendekati Widyasari dibelakang Erika. Dirinya sering membantu Widyasari
merawat tanaman anggrek di rumanya sekaligus melakukan pendekatan.
Sekuen 14 (14.1-14.4) Saat Anton sedang
mendekati Widyasari ternyata Ibunya Erika menyuruhnya untuk kembali mendekati
Erika. Sayangnya kebencian Anton pada keluarga Erika menjadikan dirinya tidak
mau melakukan apa yang diperintah oleh Ibunya Erika. Mendengar hal tersebut
terjadilah konflik antara Anton dan temannya, Handoko.
Sekuen 15 (15.1-15.7) Dengan kukuh
tetap akan meninggalkan Erika dirinya ingin sekali memiliki Widyasari
seutuhnya. Namun saat dirinya sedang membantu Widyasari di pekarangan rumahnya
dan kemudian menciumnya, dalam waktu yang bersamaan Erika melihatnya dan
bergegas pulang. Widyasari dan Anton bingung, namun akhirnya Widyasari
menasehati Anton untuk mengejar wanita yang sangat mencintainya.
Sekuen 16 (16.1-16.4) Anton mendatangi
rumah Erika dan akhirnya mereka memutuskan untuk bersama. Saat itulah Anton
menemukan cinta sejatinya.
· Sudut Pandang
Dalam novel Cintaku Di Kampus Biru ini mengambil sudut pandang orang ketiga serba tahu. Hal ini dapat dlihat dari bagaimana orang ketiga mendeskripsikan semua tokohnya.
Bukti dalam kutipan novel :
- Namun Anton berbeda, tokoh dalam kisah ini adalah seorang aktivis yang cerdas, kritis dan tampan.
- Dia menatap berkeliling. Gadis berbaju merah di sampingnya, rupa-rupanya sejak tadi mengawasinya.
- Sebelum dia didapat, dia harus dikejar. Berhari-hari, berminggu-minggu menguber hanya untuk bisa memeluknya, menciumnya, dan bilang, "Aku cinta padamu."
- Mahasiswa-mahasiswa menekuni bacaan mereka. Dan, Anton kembali ke bukunya. Deretan huruf yang dilihatnya cuma sekejap punya makna baginya. Kemudian berganti garis hitam kabur.
Dalam novel Cintaku Di Kampus Biru ini mengambil sudut pandang orang ketiga serba tahu. Hal ini dapat dlihat dari bagaimana orang ketiga mendeskripsikan semua tokohnya.
Bukti dalam kutipan novel :
- Namun Anton berbeda, tokoh dalam kisah ini adalah seorang aktivis yang cerdas, kritis dan tampan.
- Dia menatap berkeliling. Gadis berbaju merah di sampingnya, rupa-rupanya sejak tadi mengawasinya.
- Sebelum dia didapat, dia harus dikejar. Berhari-hari, berminggu-minggu menguber hanya untuk bisa memeluknya, menciumnya, dan bilang, "Aku cinta padamu."
- Mahasiswa-mahasiswa menekuni bacaan mereka. Dan, Anton kembali ke bukunya. Deretan huruf yang dilihatnya cuma sekejap punya makna baginya. Kemudian berganti garis hitam kabur.
· Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan dalam novel Cintaku Di Kampus Biru ini sangat lugas atau gamblang. Meski demikian di dalamnya banyak terdapat diksi, serta penyamaan rima dalam kata.
Bukti dalam kutipan novel :
- "Siapa yang sudi jadi pacarmu? Brengsek!" Gadis baju merah membalik dan membentak.
- Andainya adalah kemungkinan-kemungkinan baik yang akanjadi bumerang setelah dia tak muncul. Andainya adalah harapan-harapan yang akan me- nikam setelahdia tak terujud. Andainya adalah sesuatu yang hampa tetapi mengikat orang untuk percaya bahwa dia ada. Andainya adalah nomor buntut yang tidak kena.
Gaya bahasa yang digunakan dalam novel Cintaku Di Kampus Biru ini sangat lugas atau gamblang. Meski demikian di dalamnya banyak terdapat diksi, serta penyamaan rima dalam kata.
Bukti dalam kutipan novel :
- "Siapa yang sudi jadi pacarmu? Brengsek!" Gadis baju merah membalik dan membentak.
- Andainya adalah kemungkinan-kemungkinan baik yang akanjadi bumerang setelah dia tak muncul. Andainya adalah harapan-harapan yang akan me- nikam setelahdia tak terujud. Andainya adalah sesuatu yang hampa tetapi mengikat orang untuk percaya bahwa dia ada. Andainya adalah nomor buntut yang tidak kena.
-
Dan, itu semua harus
dianggap embun. Segera lenyap setelah matahari terbit. Tetapi, mungkinkah?
·
Amanat yang dapat diambil dari novel Cintaku Di Kampus Biru
- Semua mahasiswa pasti memeiliki masalah, namun tinggal bagaimana diri sendiri mampu menyelesaikan masalah tersebut.
- Jika prinsip kita benar maka jangan takut untuk beradu prinsip dengan orang lain jika tidak sesuai dengan aturan yang berlaku.
- Jangan pernah merasa kalah saat ada dalam kebenaran meski posisinya adalah mahasiswa, karena dosen tidak selamanya benar.
- Lakukanlah yang terbaik focus pada satu hal karena kadang jika focus kita terbagi-bagi maka semua yang berarti akan meninggalkan kita.
- Selesaikanlah masalah dengan bijaksana agar tidak ada konflik antar sesama.
- Perlu adanya penegakkan prinsip terlebih pada peraturan-peraturan yang tidak sesuai diterapkan.
- Tetap menjadi sosok yang dipercaya dan jangan pernah enghilangkan serta meragukan prinsip seseorang.
- Kejarlah apa yang harus kita perjuangkan.
- Perlu ada pendekatan pada masalah untuk menyelesaikan masalah tersebut.
- Terkadang teori tidak selamanya bisa diterapkan dalam kehidupan nyata.
- Jika prinsip kita benar maka jangan takut untuk beradu prinsip dengan orang lain jika tidak sesuai dengan aturan yang berlaku.
- Jangan pernah merasa kalah saat ada dalam kebenaran meski posisinya adalah mahasiswa, karena dosen tidak selamanya benar.
- Lakukanlah yang terbaik focus pada satu hal karena kadang jika focus kita terbagi-bagi maka semua yang berarti akan meninggalkan kita.
- Selesaikanlah masalah dengan bijaksana agar tidak ada konflik antar sesama.
- Perlu adanya penegakkan prinsip terlebih pada peraturan-peraturan yang tidak sesuai diterapkan.
- Tetap menjadi sosok yang dipercaya dan jangan pernah enghilangkan serta meragukan prinsip seseorang.
- Kejarlah apa yang harus kita perjuangkan.
- Perlu ada pendekatan pada masalah untuk menyelesaikan masalah tersebut.
- Terkadang teori tidak selamanya bisa diterapkan dalam kehidupan nyata.
1. Penutup
Demikian analisis sekuen novel Cintaku Di Kampus Biru yang dapat penulis ulas. Semoga dengan adanya analisis ini semakin bertambah wawasan mengenai kandungan dalam sebuah karya sastra salah satunya novel. Penulis menyadari masih banyak yang belum bisa diulas diantaranya analisis sekuen secara detail. Penulis juga mengambil informasi dari beberapa sumber. Masukan sangat dibutuhkan guna melengkapi hasil analisis tersebut.
4.1 Simpulan
Dari analisis sekuen ini dapat disimpulakan bahwa novel Cintaku Di Kampus Biru memiliki alur maju dan bukan merupakan cerita rakyat. Selain itu sekuen tekstualnya berjumlah 85 dengan 16 sekuen besar dan 69 sekuen kecil. Dengan kronologis cerita yang bergerak lurus atau maju tanpa ada pengulangan serta peristiwa yang saling berkaitan.
4.2 Saran
Saran untuk novel Cintaku Di Kampus biru lebih pada bahasanya agar tidak terlalu menggunakan bahasa yang kasar atau kurang baik saat dibaca. Lebih menggunakan diksi atau makna lambing.
Demikian analisis sekuen novel Cintaku Di Kampus Biru yang dapat penulis ulas. Semoga dengan adanya analisis ini semakin bertambah wawasan mengenai kandungan dalam sebuah karya sastra salah satunya novel. Penulis menyadari masih banyak yang belum bisa diulas diantaranya analisis sekuen secara detail. Penulis juga mengambil informasi dari beberapa sumber. Masukan sangat dibutuhkan guna melengkapi hasil analisis tersebut.
4.1 Simpulan
Dari analisis sekuen ini dapat disimpulakan bahwa novel Cintaku Di Kampus Biru memiliki alur maju dan bukan merupakan cerita rakyat. Selain itu sekuen tekstualnya berjumlah 85 dengan 16 sekuen besar dan 69 sekuen kecil. Dengan kronologis cerita yang bergerak lurus atau maju tanpa ada pengulangan serta peristiwa yang saling berkaitan.
4.2 Saran
Saran untuk novel Cintaku Di Kampus biru lebih pada bahasanya agar tidak terlalu menggunakan bahasa yang kasar atau kurang baik saat dibaca. Lebih menggunakan diksi atau makna lambing.
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Post a Comment