Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menurut saya sudah cukup dewasa. Hal ini berkaitan dengan Studi Alternatif dan Ajang Kreativitas (SAJAK) yang diadakan setiap tahunnya untuk menyambut mahasiswa baru. Ini sebenarnya adalah sebuah acara yang orang umum lebih akrab menyapanya Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (OSPEK). Namun, agenda ini diadakan di program studi Sastra Indonesia.
Puncak acara yang telah terselenggara dua hari yaitu 10 - 11 Oktober 2015 lalu dimulai pada Sabtu, 10 Oktober 2015. Pagi hari, acara dibuka oleh Dra. Chattri Sigit Widyastuti, M.Hum. (KAPRODI) Sastra Indonesia. Segala harapan terbang bersama seikat balon udara yang diterbangkan secara simbolik, hingga acara selanjutnya menjadi memori bahagia seperti senam bersama dan penampilan-penampilan yang sesungguhnya.
Akhirnya masuk pada acara inti, yaitu seminar. Mengundang dua pembicara dalam Seminar Kepenulisan Kreatif tentu menjadi saat yang ditunggu-tunggu untuk berbagi ilmu. Pertama adalah Rianna Wati, S.S. M.S. (dosen Sastra Indonesia FIB UNS). Karya beliau yang sangat banyak tentunya dalam kepenulisan menjadikan seminar kala itu begitu menarik. Banyaknya buku yang telah diterbitkan oleh beberapa penerbit menjadi alasan bagi panitia meminta beliau untuk berbagi ilmunya pada kami dan para mahasiswa baru dan semua yang datang pada waktu itu.
Acara yang dipandu oleh Zulfahmirda Matondang (mahasiswi Sastra Indonesia angkatan 2014) tentu semakin menarik saat Sosiawan Leak mulai berbagi pengetahuan soal dunia kesastraan. Memiliki nama asli Sosiawan Budi Sulistyo atau yang lebih dikenal Sosiawan Leak merupakan sastrawan dan budayawan asal Surakarta. Karyanya yang sudah sangat banyak yang dibarengi dengan sepak terjangnya menjadikan banyak mahasiswa terinspirasi dari beliau.
Alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta tahun 1994 ini sepertinya sudah tidak diragukan lagi dalam berbagai karya dan sepak terjangnya di dunia sastra baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Salah satunya pada Festival Puisi Internasional The Road di Bremen, Jerman, membaca puisi dan memberi workshop. Saat itu pula diundang membaca puisi dan menjadi narasumber di Universitas Hamburg dan Universitas Passau Jerman (Mei 2003).
Diskusi yang terjadi setelah pemaparan ilmu oleh narasumber sangat hangat. Ini berkaitan dengan banyaknya peserta seminar yang ingin bertanya dan batasan yang diberikan oleh moderator pada setiap terminnya. Namun, akhirnya setelah diskusi antarpeserta dan narasumber, acara dilanjutkan kembali. Kini diisi dengan hiburan dan penampilan dari tiap-tiap Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang ada di Fakultas Ilmu Budaya UNS.
Hari pertama SAJAK selesai pukul 16:30 WIB. Dilanjutkan pada hari kedua yang dilaksanakan pada Minggu, 11 Oktober 2015. Acara pada hari itu merupakan penampilan dari semua kelompok mahasiswa baru Sastra Indonesia 2015. Penampilan tujuh kelompok dilakukan secara bertahap. Ada kelompok yang menampilkan musikalisasi puisi, parodi, drama, pantomim, drama musikal, dll. Selanjutnya diisi oleh penampilan perwakilan dari tiap-tiap angkatan, diantaranya angkatan 2014, 2013, 2012, 2011 s.d. 2008. Selain dari tiap angkatan, ada juga dari BEM dan kelompok musik atau komunitas tertentu.
Puncak sajak hari kedua berakhir dengan pemberian penghargaan bagi tiap katagori. Perasaan mengharukan dan kebahagiaan terpancar dari orang-orang yang memahami SAJAK sesungguhnya. Dari proses yang telah dilewati dan segala yang telah dikorbankan untuk sebuah persembahan dan tujuan. Intinya adalah, saat semua orang menganggap OSPEK itu menakutkan, Sastra Indonesia UNS punya sesuatu yang membahagiakan mengenai OSPEK yang tidak semua orang mengetahui, mengerti, dan memahami. Menurut saya, ini merupakan bentuk kedewasaan dalam dunia pendidikan. Di mana banyak sekali kegiatan di luar sana yang tidak sedikitpun mendidik dan itu masuk dalam agenda pendidikan.
Segalanya telah berlalu, tapi saya selaku panitia bersama rekan-rekan Sastra Indonesia angkatan 2014 berterimakasih atas segala proses yang telah dilewati. Sastra Indonesia..........! "AKU SAYANG KITA". Itu saja.
Puncak acara yang telah terselenggara dua hari yaitu 10 - 11 Oktober 2015 lalu dimulai pada Sabtu, 10 Oktober 2015. Pagi hari, acara dibuka oleh Dra. Chattri Sigit Widyastuti, M.Hum. (KAPRODI) Sastra Indonesia. Segala harapan terbang bersama seikat balon udara yang diterbangkan secara simbolik, hingga acara selanjutnya menjadi memori bahagia seperti senam bersama dan penampilan-penampilan yang sesungguhnya.
Akhirnya masuk pada acara inti, yaitu seminar. Mengundang dua pembicara dalam Seminar Kepenulisan Kreatif tentu menjadi saat yang ditunggu-tunggu untuk berbagi ilmu. Pertama adalah Rianna Wati, S.S. M.S. (dosen Sastra Indonesia FIB UNS). Karya beliau yang sangat banyak tentunya dalam kepenulisan menjadikan seminar kala itu begitu menarik. Banyaknya buku yang telah diterbitkan oleh beberapa penerbit menjadi alasan bagi panitia meminta beliau untuk berbagi ilmunya pada kami dan para mahasiswa baru dan semua yang datang pada waktu itu.
Acara yang dipandu oleh Zulfahmirda Matondang (mahasiswi Sastra Indonesia angkatan 2014) tentu semakin menarik saat Sosiawan Leak mulai berbagi pengetahuan soal dunia kesastraan. Memiliki nama asli Sosiawan Budi Sulistyo atau yang lebih dikenal Sosiawan Leak merupakan sastrawan dan budayawan asal Surakarta. Karyanya yang sudah sangat banyak yang dibarengi dengan sepak terjangnya menjadikan banyak mahasiswa terinspirasi dari beliau.
Alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta tahun 1994 ini sepertinya sudah tidak diragukan lagi dalam berbagai karya dan sepak terjangnya di dunia sastra baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Salah satunya pada Festival Puisi Internasional The Road di Bremen, Jerman, membaca puisi dan memberi workshop. Saat itu pula diundang membaca puisi dan menjadi narasumber di Universitas Hamburg dan Universitas Passau Jerman (Mei 2003).
Diskusi yang terjadi setelah pemaparan ilmu oleh narasumber sangat hangat. Ini berkaitan dengan banyaknya peserta seminar yang ingin bertanya dan batasan yang diberikan oleh moderator pada setiap terminnya. Namun, akhirnya setelah diskusi antarpeserta dan narasumber, acara dilanjutkan kembali. Kini diisi dengan hiburan dan penampilan dari tiap-tiap Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang ada di Fakultas Ilmu Budaya UNS.
Hari pertama SAJAK selesai pukul 16:30 WIB. Dilanjutkan pada hari kedua yang dilaksanakan pada Minggu, 11 Oktober 2015. Acara pada hari itu merupakan penampilan dari semua kelompok mahasiswa baru Sastra Indonesia 2015. Penampilan tujuh kelompok dilakukan secara bertahap. Ada kelompok yang menampilkan musikalisasi puisi, parodi, drama, pantomim, drama musikal, dll. Selanjutnya diisi oleh penampilan perwakilan dari tiap-tiap angkatan, diantaranya angkatan 2014, 2013, 2012, 2011 s.d. 2008. Selain dari tiap angkatan, ada juga dari BEM dan kelompok musik atau komunitas tertentu.
Puncak sajak hari kedua berakhir dengan pemberian penghargaan bagi tiap katagori. Perasaan mengharukan dan kebahagiaan terpancar dari orang-orang yang memahami SAJAK sesungguhnya. Dari proses yang telah dilewati dan segala yang telah dikorbankan untuk sebuah persembahan dan tujuan. Intinya adalah, saat semua orang menganggap OSPEK itu menakutkan, Sastra Indonesia UNS punya sesuatu yang membahagiakan mengenai OSPEK yang tidak semua orang mengetahui, mengerti, dan memahami. Menurut saya, ini merupakan bentuk kedewasaan dalam dunia pendidikan. Di mana banyak sekali kegiatan di luar sana yang tidak sedikitpun mendidik dan itu masuk dalam agenda pendidikan.
Segalanya telah berlalu, tapi saya selaku panitia bersama rekan-rekan Sastra Indonesia angkatan 2014 berterimakasih atas segala proses yang telah dilewati. Sastra Indonesia..........! "AKU SAYANG KITA". Itu saja.
How much I miss this moment :"
ReplyDeleteSama mirda, I miis too :D
Delete