Kata
Tuhan kemudian berfirman
Pada Rasull yang menyampaikan lewat sabda
Untuk umat agar salah satunya bisa berkata
Meski lewat puisi yang katanya sulit dipahami
Semua tetap tentang kata
Lewat strata, maka ada
Firman
Sabda
Kata
Akhirnya,
Penyair menjadi yang paling akhir
Debu Ambigu
Surakarta, 30 April 2016
Saturday, April 30, 2016
The True Power of Water
Published :
Saturday, April 30, 2016
Author :
Unknown
The True Power of Water, sebuah buku dari hasil penelitian Dr. Masaru Emoto, mengenai air menurut saya sangat mengagumkan.
Pembahasan "Hado" sebagai energi. Penggunaan "hado" misalnya dalam hubungan antarmanusia adalah kisah seorang laki-laki dan seorang wanita yang bertemu lalu saling jatuh cinta.
Ketika mereka bertemu, "hado" merekapun bertemu sehingga terbentuklah resonansi. Selama "hado" mereka tidak dipengaruhi ...oleh faktor luar (misalnya perselingkuhan), hubungan keduanya akan bertahan lama. Di sisi lain, jika "hado" pada salah satu dari mereka terganggu, ucapan, perilaku, kebiasaan, atau kegiatan mereka lainnya yang semula dapat diterima, tiba-tiba bisa menjadi hal yang tidak dapat ditoleransi oleh pihak lainnya. Hubungan merekapun dapat saja berakhir.
Terimakasih Bu Murtini (Dosen Semiotika FIB UNS), sudah berkenan meminjamkan buku ini pada saya.
Ketika mereka bertemu, "hado" merekapun bertemu sehingga terbentuklah resonansi. Selama "hado" mereka tidak dipengaruhi ...oleh faktor luar (misalnya perselingkuhan), hubungan keduanya akan bertahan lama. Di sisi lain, jika "hado" pada salah satu dari mereka terganggu, ucapan, perilaku, kebiasaan, atau kegiatan mereka lainnya yang semula dapat diterima, tiba-tiba bisa menjadi hal yang tidak dapat ditoleransi oleh pihak lainnya. Hubungan merekapun dapat saja berakhir.
Terimakasih Bu Murtini (Dosen Semiotika FIB UNS), sudah berkenan meminjamkan buku ini pada saya.
Surakarta, 30 April 2016
Sunday, April 10, 2016
SASTRA MISTIK: Analisis puisi berdasarkan konsep Al-Fana dan Al Baqa dalam Tasawuf
Published :
Sunday, April 10, 2016
Author :
Unknown
Analisis puisi berdasarkan
konsep Al-Fana dan Al Baqa dalam Tasawuf
Puisi
Fana’ dan Hulul
Karya : Abu al-Mughits al-Husain bin Manshur bin Muhammad al Baidhawi Al-Hallaj
Duh, penganugerah bagi si pemegang karunia
Terhadap diri-Mu dan diriku begitu aku terpada
Kau buat begitu dekat diriku dengan-Mu, sehingga
Kau adalah aku, begitu kukira
Kini dalam wujud diriku menjadi sirna
Dengan-Mu aku kau buat menjadi fana
Aku yang kucinta
Dan yang kucinta Aku pula
Kami dua jiwa padu jadi Satu
Dan jika kau lihat aku
Tampak pula Dia dalam pandanganmu
Dan jika kau lihat Dia
Kami, dalam pandanganmu tampak nyata
Kau antara kalbu dan denyutku, berlalu
Bagaikan air mata menetes dari kelopakku
Bisik-Mu pun tinggal dalam relung hatiku
Bagai ruh yang hulul dalam tubuh jadi satu
Maha suci Dzat yang menyatakan nasut-nya
Dengan lahut-nya , yang cerlang seiring bersama
Lalu dalam mahluk-Nya pun tampak nyata
Bagai si peminum serta si pemakan tampak sosok-Nya
Hingga semua mahluk-Nya melihat-Nya
Bagai bertemunya dua kelopak mata
Ka’bah Qolbu
Analisis :
Puisi karya Abu al-Mughits al-Husain bin Manshur bin Muhammad al Baidhawi
Al-Hallaj yang berjudul Fana’ dan Hulul ini mengandung konsep tasawuf Al-Fana.
Hal ini karena di dalamnya terdapat makna bahwa seseorang telah menghancurkan
dirinya.
Pada lirik:
Terhadap diri-Mu dan diriku begitu aku terpada
Dapat
diartikan bahwa seseorang telah merasa Tuhan ada dalam dirinya. Anggapan ini
kemudian diteruskan sebelum dirinya mengagumi Tuhan dengan begitu besarnya dan
merasa bahwa yang ia kagumi ada dalam dirinya.
Kau buat begitu dekat diriku dengan-Mu, sehingga
Kau adalah aku, begitu kukira
Kemudian pada
larik ini dapat diartikan bahwa untuk mencapai kedekatan dengan Tuhan yang
sesungguhnya, seseorang benar-benar menganggap bahwa Tuhan sudah ada dalam
dirinya. Menganggap dirinya sendiri sudah tidak ada, oleh sebab itu dirinya
sudah dianggap fana atau tidak ada melainkan hanya ada Tuhan.
Kini dalam
wujud diriku menjadi sirna
Pada larik
ini, seseorang benar-benar sudah dalam kondisi Al-Fana. Kondisi di mana
seseorang itu menganggap bahwa wujud aslinya sudah sirna. Sirna di sini
bermakna bahwa wujud asli atau fisik seseorang itu sudah hilang atau sudah dihancurkan
oleh dirinya sendiri. Hal ini terjadi tentu karena seseorang itu menganggap
bahwa di dalam dirinya adalah Tuhan. Hingga dia tidak sadar tentang dirinya
sendiri.
Dengan-Mu aku kau buat menjadi fana
Pada larik
ini, ada pengakuan oleh seseorang bahwa diri atau wujud asli seseorang tersebut
sudah menjadi fana atau hancur. Sudah benar-benar tidak sadar bahwa dirinya
benar-benar ada. Hanya merasakan Tuhan yang ada di dalam dirinya.
Aku yang kucinta
Dan yang kucinta Aku pula
Pada larik
ini, dapat dimaknakan bahwa ada pengakuan bahwa Aku di sini adalah Tuhan dan Tuhan adalah Aku. Ini menunjukkan bahwa seseorang tersebut memang sudah
benar-benar ada dalam kondisi Al-Fana.
Dan jika kau lihat aku
Tampak pula Dia dalam pandanganmu
Dan jika kau lihat Dia
Kami, dalam pandanganmu tampak nyata
Pada larik
ini dapat menjelaskan bahwa dia telah melihat Tuhan pada dirinya dan dirinya
adalah Tuhan. Ini membuktikan bahwa seseorang telah merasa benar-benar menyatu
dengan Tuhan dan menganggap dirinya tidak ada.
Hingga semua mahluk-Nya melihat-Nya
Bagai bertemunya dua kelopak mata
Ka’bah Qolbu
Pada larik
ini menunjukkan bahwa seseorang tersebut akhirnya mencapai kondisi Al-Baqa.
Sebuah kondisi di mana merupakan kelanjutan dari kondisi fana seseorang.
Sebelum mencapai Al Baqa, seseorang tentu sudah mencapai kondisi Al-Fana
sebelum-sebelumnya sesuai yang telah diuraikan tadi di atas. Sampai pada
akhirnya seseorang ada dalam Al-Baqa, yaitu sebuah ketetapan untuk terus hidup
seperti pada larik ini. Pada larik Ka’bah
Qolbu mengartikan bahwa sesuatu akan abadi dan tetap hidup.
Simpulan: Setelah dianalisis, puisi Fana’ dan Hulul karya Abu al-Mughits al-Husain bin Manshur bin Muhammad al
Baidhawi Al-Hallaj
merupakan sebuah puisi yang masuk dalam konsep Al-Fana dan Al-Baqa dalam ilmu
Tasawuf. Hal ini sudah dibuktikan oleh penulis dari makna-makna larik yang
mengandung konsep tersebut. Ini seperti konsep yang memang kondisi seorang sufi
terlebih dahulu akan mengalami Al-Fana sebelum akhirnya mencapai kondisi
Al-Baqa. Karena dua kondisi tersebut merupakan kondisi yang saling berkait.
Friday, April 1, 2016
ANALISIS PUISI MISTISISME : Diwan-diwan Hafiz (2)
Published :
Friday, April 01, 2016
Author :
Unknown
ANALISIS PUISI MISTISISME
Diwan-diwan Hafiz (2)
Musuh-musuhku telah menyekapku lama
Dan menghukum aku dengan kejinya
Tapi cintaku tak berpaling meninggalkan pintu
Sebab Tuhan mendengar dan cermat menghitung air mataku
Karena itu jangan berduka, jika derita datang
Dan tengah malam hatimu karam olehnya
Ambil saja al-Qur`an, lagu maha abadi
Dan baca, jangan berduka!
Karya : Syamsuddin Muhammad Hafizh
Analisis:
Puisi Diwan-diwan Hafiz (2) karya Syamsuddin
Muhammad Hafizh ini mengandung paham Al Mahabbah. Hal ini dapat dipahami saat
Syamsuddin Muhammad Hafizh menuliskan dalam lirik-liriknya. Kecintaan
Syamsuddin Muhammad Hafizh pada Tuhannya dapat dilihat pada larik puisi :
Tapi cintaku tak berpaling meninggalkan pintu
Melalui larik
puisi ini, dia menjelaskan bahwa apapun yang manusia lain lakukan padanya, rasa
cinta yang ada dalam diri dan hatinya kepada Tuhan itu tidak akan berubah. Hal
ini membuktikan bahwa Syamsuddin Muhammad Hafizh memiliki cinta yang arif
yaitu cinta sejati kepada Tuhan. Inilah yang membuktikan bahwa Syamsuddin
Muhammad Hafizh memiliki sifat atau pembahaman Al Mahabbah.
Kemudian pada
lirik:Sebab Tuhan mendengar dan cermat menghitung air mataku
Dapat
dianalisis juga bahwa Syamsuddin Muhammad Hafizh menganggap Tuhan adalah
sumber segala cinta. Dia menganggap bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkannya
dan mengetahui semua tentang perasaannya. Ini pula yang menjadikan Syamsuddin
Muhammad Hafizh memiliki paham Al Mahabbah bahwa Tuhan adalah subber segala
cinta.
Kemudian pada lirik:Karena itu jangan berduka, jika derita datang
Pada lirik ini dapat dianalisis bahwa dalam
kehidupan pasti ada penderitaan, namun tidak ada alasan untuk merasa menderita
jika itu memang sudah klehendak Tuhan. Dalam konsep Al Mahabbah, saat seorang
sufi mencintai Tuhannya itu bisa diartikan cinta yang menderita saja adalah
kebahagiaan bagi para sufi. Ini yang disampaikan oleh Syamsuddin Muhammad Hafizh. Meski banyak
kedukaan yang datang padanya, namun dia tetap tidak merasa berduka.
Kemudian pada
larik:Sebab Tuhan mendengar dan cermat menghitung air mataku
Pada larik
ini mengandung paham Al Ma’rifah. Syamsuddin Muhammad Hafizh
seperti mengetahui tuhan dari dekat, sehingga hati-sanubari dapat melihat
Tuhan. Ini menjadikan dia bisa membuat lirik seperti Tuhan tengah mendengar
dirinya, menghitung air matanya dengan segala perasaan yang dia miliki dan
kedekatannya dengan Tuhan.
Simpulan :
Setelah dianalisis,
puisi Diwan-diwan Hafiz (2) karya Syamsuddin Muhammad
Hafizh memiliki dua paham yaitu paham Al Mahabbah yang merupakan cinta seorang
sufi kepada Tuhan, kemudian paham Al Ma’rifah yang merupakan kedekatan seorang
sufi kepada Tuhan.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Powered by Blogger.
PENGUNJUNG MAMPIR
ABOUT ME
FOLLOWERS ME
Translate
LABELS BLOG
#DearMe
(4)
#ME
(5)
ARTIKEL
(8)
Berbagi Pengetahuan
(5)
Bhs. Indonesia
(6)
Bhs. Inggris
(1)
Bhs. Jawa
(2)
Blogging dan SEO
(4)
Buku
(4)
Cerita Jalan
(13)
Cerita Mahasiswa
(5)
CERPEN
(7)
CINTA
(7)
DAKWAH SINGKAT
(8)
Desain
(1)
FENOMENA ALAM
(10)
FOKLOR
(1)
FSSR
(8)
Health
(1)
INSPIRASI TAK TERDEFINISI
(1)
IPS Geografi
(19)
IPS Sejarah
(18)
IPS Sosiologi
(5)
Kuliner
(1)
Lagu Barat
(8)
Lagu Indonesia
(3)
MLyric
(11)
Paradise
(8)
PART OF POETRY
(39)
PART OF TULISANKU
(22)
Pendidikan Kewarganegaraan
(3)
PENGALAMAN
(1)
Perbincangan
(1)
Petualangan Bersama Allah Swt.
(2)
Project Hidup
(3)
PUISI MENGINSPIRASI
(2)
Reality
(2)
Reward
(3)
Sahabat dan Teman
(5)
sasindo_B14
(3)
SASTRA
(25)
SASTRA INDONESIA
(5)
SEMPAT CERITA
(36)
Seni Rupa
(4)
SERVER PELAJAR
(2)
Surat Terbuka
(1)
TUGAS KAMPUS
(7)
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
(15)
Wudhu dan Sholat
(4)
PALING SERING DIBACA
-
Dlam melakukan pembangunan berkelanjutan harus memenuhi ciri-ciri pembangunan berkelanjutan itu sendiri. Ciri-ciri pembangunan berkelanjuta...
-
Ada 4 teori masuknya ajaran agama Hindu Budha ke Indonesia. Teori teori tersebut yaitu: a. Teori Brahmana Teori Brahmana meng...
-
Setelah belajar mengenai kualitas lingkungan hidup dan macam-macam kualitas lingkungan hidup. Kini saatnya kita mempelajari faktor-fakt...
-
Di SMA Negeri 2 Purbalingga tepatnya di kelas XI, Pak Joko (Guru Bahasa Indonesia) menugaskan kami untuk membuat biografi temanya orang...
-
Setelah sebelumnya kita siswa kelas XI SMA telah mempelajari Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan hidup, kini saatnya kita mempel...
-
Perbedaan Imperialisme Kuno dan Modern Imperialisme Kuno : 1. Segi waktunya : Sebelum Revolusi Industri 2. Semboyan : 3 G ...
-
Setelah mempelajarai definisi perubahan sosial dalam masyarakat, tentunya kita juga harus mengetahui cirinya. Berikut merupakan ciri-ci...
-
Telah mempelajari materi Lingkungan Hidup dari pengertian, unsur, kaidah atau hukum yang berlaku. Kini saatnya kita mempelajari Fakto-f...
-
Belajar mengenai Pendidikan Kewarga Negaraan di SMA Negeri 2 Purbalingga, tidak terlewat materi mengenai alasan-alasan dilaksanakannya demo...