Saturday, December 7, 2013

Senja Sore Itu

Senja itu tepat ketika matahari berwarna merah tuk menutup matanya, menandakan bahwa hari itu tugasnya telah selesai memberi warna dalam hidup ini, memberi senyum dan memberi perasaan cinta pada seorang gadis yang menginjak masa dewasanya. Gadis yang semua laki-laki mengatakan parasnya yang manis, ramah dan pintar pastinya, dia bernama Reisha. Mungkin perasaan yang aneh kini muncul dalam hatinya. Di teras rumahnya kala itu dia melihat laki-laki yang berjalan di depannya, dengan kegantengan wajahnya Reishapun melihatnya tanpa mengedipkan mata. Ketika ia tak sadar memandanginya lebih dari yang dia fikirkan Adzan Magrib kala itu berkumandang. Rasa yang aneh kala itu mulai menggangunya, dimana dia merasa bahwa ada perasaan suka ketika ia melihatnya, entah apa yang difikirkannya. Tanpa tahu namanya dia terus memikirkannya.
Malam berlalu dengan mimpi yang indah, Reisha berharap pagi ini kan menjadi awal bahagia dalam hidupnya. Ia tak salah karena ketika ia sedang duduk di halte yang biasa untuk menunggu angkutan, nampak dari jauh sosok senja itu (laki-laki yang lewat di hadapannya sore itu) muncul dengan sepeda Poligonnya. Entah apa yang difikirkannya kala itu, namun angkot telah berada didepannya. Rasanya tak ingin sekali meninggalkan kesempatan tuk sekejap kembali memandanginya.
Turun dari angkot mata Reisha tak berkedip ketika melihat sepeda Poligon yang terparkir di depan sekolahnya dan dia meyakini bahwa sepeda itu adalah milik laki-laki itu, langkahnya perlahan berhenti ketika laki-laki itu keluar dari ruangan Kepala Sekolah. Dalam hati Reisha dia hanya berkata:”Apa mungkin dia anak baru?” Reisha hanya berharap itu yang kan terjadi. Bel masuk berbunyi dan ia bergegas masuk ke kelas kala itu. Duduk dengan teman sebangkunya, ya dia adalah Ana. Kala itu Pak Haris sebagai guru Bhs. Indonesia masuk dengan didampingi laki-laki yang membuatnya aneh. “Dia,….. Siswa baru, mungkinkah, satu kelas sama aku?” (hanya kata-kata itu yang ada dalam hatinya saat itu).
Pak Haris :”Anak-anak ini teman baru kalian, silahkan kamu perkenalan!”(perintah Pak Haris singkat).
Rey                        :” Terimakasih Pak,… Teman-teman nama saya Rey Andrean pindahan dari sekolah SMPN 77 Jakarta. Semoga saya bisa betah disini dan bisa bergabung dengan kalian semua, terimakasih.”
Pak Haris            :”Baik, silahkan Rey boleh duduk di belakang Reisha.”(sambung Pak Haris sembari melanjutkan untuk memulai pelajaran).
Kala itu juga Rey langsung duduk tepatdi belakang Reisha yang tanpa Rey ketahui bahwa dia sangat mengaguminya. Perkenalan singkat dengan nama Rey Andrean dari Jakarta. Mungkin itu yang paling di hafal Reisha dalam hatinya. Bangku kosong yang ada di belakang Reisha menjadi tempat duduk  Rey kala itu. Detak jantungyang kian menggebu menandakan ada perasaan yang lain dalam hati Reisha untuk Rey. Konsentrasi Reisha buyar kala itu, karena yang ada difikirannya hanyalah Rey Andrean yang membuatnya terdiam ketika pertamakali melihatnya. Delapan jam waktu pelajaran berlalu bagai sekejap waktu karena perasaan yang membuatnya tidak seperti biasanya.
Kring,…. Kringggg,…. Kriiiiiinggggg, tanda pulang sekolah telah berbunyi. Semua anak bergegas meninggalkan kelasnya. Rey terbangun dari tempat duduknya dan sedikit melangkahkan kakinya tuk sekedar menjulurkan tangan pada Reisha kala itu.
Rey              :” Heyyyy ,….. siapa nama kamu?”
Reisha        :”Emmmm,…. Aaa, eee…. Nama saya Reisha.” (jawaban yang sangat gugup ).
Rey              :” Ok,…. Senang berkenanal denganmu?”
Reisha        :”Iya,….”(jawabnya kembali begitu singkat).
Rey kemudian meninggalkan kelas untuk bergegas pulang ke rumah dan kala itu juga Reisha menghela nafasnya panjang-panjang menandakan dia merasa tegang berkenalan dengan laki-laki itu atau yang biasa dipanggil Rey. Keluar dari kelas Reisha melihat parkiran sepeda dan berharap ada Rey yang sedang mengambil sepedanya, namun dugaannya salah sepertinya Rey telah pulang beberapa saat yang lalu. Tanpa diduga dia bertemu Ana, ya dialah teman sebangkunya. Reisha kagetkarena setau Reisha Ana telah pulang terlebih dahulu.
Ana          :”Hey,…. Kok baru pulang si?”(tanya Ana sambil memegang pundak Reisha).
Reisha     :”Hey,… aku kira udah pulang. Darimana kamu?”
Ana          :”Abis dari perpus nih ngembaliin buku.”
Reisha     :”Oh gtu,…. Ya ya.”
Ana          :”Eyah tadi di perpus aku ketemu Rey loh, itu si anak baru?”
Mendengar omongan Ana sontak Reishapun kaget namun ia tak mau menunjukan kekagetannya, karena hal itu bisa membuat Ana curiga akan perasaannya pada Rey. Muka yang merah menandakan ada sesuatu yang terjadi dengan Reisha, melihatnya seperti itu Ana bingung dengan sikap Reisha yang tiba-tiba berubah.
Ana          :”Reis kamu nggak apa-apa kan, ada yang salah dengan omonganku?”
Reisha     :”Emmmm,…. Enggak koh An.”
Ana          :”Ohhhhhh yah udah aku pulang dulu yah, bye,….?”
Reisha     :”Ok bye,….. hati-hati di jalan yah!”
Ana          :”Pasti, kamu juga ya!”
Reisha     :”Emmm iya.” Jawabnya singkat tatkala Ana telah meninggalkannya.
Rasa yanganeh tiba-tiba datang dalam hatinya, dia tidak suka mendengar kedekatan ana dengan laki-laki yang dia kagumi yaitu Rey. Dengan wajah lesu Reisha pulang ke rumah dengan kendaraan biasanya yaitu angkutan kota. Dalam kisah lain ternyata Ana dan Rey banyak kesamaan yaitu sama-sama suka membaca, suka graffiti, suka yang berbau teknologi dan berita. Kesamaan ini yang membuat mereka dekat. Kedekatan mereka tak ada artinya bagi mereka hanya sebatas dua orang yang memiliki banyak kesamaan. Namun di rumah Reisha wajuah yang lesu dan tak bergairah terus ditunjukan Reisha ibarat kata seseorang yang lagi patah hati. Senja sore itu Reisha duduk di teras rumahnya kembali dan berharap Rey lewat di depan rumahnya. Tak disangka Rey kembali lewat di depan rumahnya dengan sepedanya. Dengan nada sopan Rey menyapa Reisha.
Rey           :”Selamat sore Reis, lagi nyante yah?”(sapa Rey ramah)
Reisha     :”Hey,…. Iya nih. Kamu mau kemana?”
Rey           :”Mau ke rumah Ana, kamu mau ikut?”(tanya Rey dengan mengajak)
Reisha     :”Emmmmm nda lah, lagi males.”(jawabnya singkat dengan muka cemberut)
Rey           :”Loh memang keapa Ana juga teman kamu kan?”(jawab Rey dengan bingung melihat wajah Reisha yang langsung berubah)
Reisha     :”Ya si,…. Tapiiiiii……?”
Rey           :”Hemmm ya sudahlah, aku keasana sendirian.”
Dengan bingung Rey kembali melanjutkan perjalanannya dan kembali mengayuh sepedanya. Rey bertanya-tanya dalam hatinya mengapa sikap Reisha yang seketika langsung berubah ketika dirinya menyebutkan nama Ana di depannya. Ketika dalam perjalanan Rey memikirkan sifat Reisha yang berubah saat Rey meninggalkan Reisha, seketika itu juga Reisha kembali masuk ke dalam rumah dan wajah yang semakin cemberut ada padanya. Saat itu juga Reisha paham akan perasaannya, perasaan bahwa dia menyukai Rey. Orang yang pernah dilihatnya senja itu. Memikirkan perasaannya Reisha sampai melupakan tugasnya untuk belajar.
Pagi datang dan embun pagi yang dinginpun menetes pada dedaunan yang bergetar mengiringi langkah Reisha yang sedang bingung akan perasaannya. Halte tempat biasanya ia menunggu angkutanpun menjadi temannya dikala pagi berangkat sekolah dan pulang sekolah, atau tepatnya mendekati senja. Senja yautu suasana yangpaling dia banggakan, karena saat itulah dia mulai mengenal sosok seorang Rey yang kini menjadi teman sekolahnya.
Dalam penantiannya di halte ada dua yang dia tunggu yaitu bisa melihat sosok seorang yang sangat dia kaguni dan angkutan yang setia mengantarkannya ke sekolah. Namun pagi itu mungkin belum jadi keberuntungannya, tak ada sosok orang yang paling dia kagumi sampai angkut yangbiasa mengantarkannyapun datang. Sesampai di gerbang sekolah dia masuk melewati garasi sepeda yangbiasa untuk memarkir sepeda Rey. Sepeda Polygon telah terparkir dengan rapi. Dengan wajah yang gembira dia berjalan dengan cepatnya untuk melihat apakah Rey telah berada dalam kelas. Ketika dia membuka pintu kelasnya Nampak dua orang yangmembuat hatinya hancur. Mereka adalah Rey dan Ana yang sedang asyik bertukar pengalaman mengenai kegemaran mereka yang banyak kesamaan. Dengan mata berkaca yang mencerminkan perasaannya perlahan Reisha masuk dan duduk dibangku biasanya. Melihat Reisha, Ana dan Reypun menyapanya.
Ana              :”Hey Reis, tumben pagi banget?”
Rey               :”Emang biasanya siang?”
Ana              :”Ya begitulah teman sebangkuku…. Hahhahah.”
Rey               :”Hhahhah ya sudah,…..”
Reisha        :”Udah puas nyindirnya?”(jawab Reisha sedikit marah)
Melihat Reisha seperti itu Ana kemudian meminta maaf dan dia meyakinkan bahwa omongannya hanyalah bercanda hanya untuk menghibur Reisha. Namun Reisha tak terima dengan apa yang mereka lakukan. Reisha kemudian membenci Rey dan Ana. Namun dalam hati Reisha masih tersimpan banyak rasa saying dan cinta pada Rey yang tak mampu dia ucapkan sebagai sosok perempuan yang pintar dan cantik. Dengan kebenciannya pada Rey dan Ana diapun menjauhi mereka berdua. Dalam sisi lain apa yang dilakukan Reisha justru semakin mendekatkan Rey dan Ana. Tanpa Reisha sadari semakin hari Ana dan Rey semakin dekat. Mungkin karena kesukaannya banyak yang sama dan sebagainya.
Dua minggu telah berlalu kedekatan Ana dan Rey semakin dekat dan akhirnya mereka memiliki perasaan yang sama yaitu saling menyayangi karena kesamaan hobby dan kesukaan. Reisha tidak menyadari akan hal itu.
Senja itu tepat tiga minggu pertemuan Reisha dan Rey Andrean pada sebuah halte. Namun pada hari itu pula ketika pulang sekolah di halte itu Reisha melihat Ana yang sedang membonceng Rey pulang sekolah dengan sepeda Polygonnya yang biasa digunakan Rey. Menandakan telah ada hubungan lebih dari dua orang yang memiliki hobi yang sama dari sekedar teman. Senja sore itu pula yang mengiringi tetesan air mata Reisha cahaya pantul dari tetesan air mata yang Reisha jatuhkan menandakan matahari kini kan menutup matanya kembali seperti waktu itu.
Saat itu pula Reisha sadar bahwa SENJA SORE ITU telah membawanya pada sebuah awal pertemuan indah dan berakhir air mata kepergian, dimana sosok yang sangat dia kagumi dan sangat dia cintai telah menjadi milik orang lain yaitu temannya sendiri. Dia sadar bahwa cinta tidak harus selalu memiliki. Melihat Rey dan Ana bahagia dengan hubungannya menjadi kebahagiaan tersendiri bagi Reisha. Saat itu pula Reisha mengikhlaskan Rey untuk sepenuhnya menjadi milik Ana.
Meski sakit dia akan terus mengenang pertemuan SENJA SORE ITU ketika sosok yang datang senja itu sangat ia kagumi dan sangat ia cintai dan SENJA SORE ITU pula sosok seseorang yang sangat ia cintai dan ia sayangi dia relakan menjadi milik orang lain dengan berakhir kepergian yang menyakitkan. Tapi dengan itulah Reisha bisa memaafkan mereka berdua kala bercanda waktu itu di kelas.

Kata Mutiara:
Dalam hidup, jangan terlalu berharap, karena untuk setiap 'Hello' akan selalu berakhir dengan sebuah 'Goodbye'

0 komentar:

Post a Comment

Powered by Blogger.