Pakai sepatu LEAGUE terakhir kalinya |
Akhirnya aku bisa merasakan November yang dingin seperti dalam lagunya Gun's N Rose - November Rain. Sayangnya aku bersyukur bukan kesedihan yang mengiringinya, tapi semangat kebahagiaan untuk menatap masa depan. Bagaimana tidak? Hujan bulan November ini aku menginap di Tawangmangu, tepat sekali bahwa itu merupakan sebuah tempat dataran tinggi di Kabupaten Karang Anyar, Solo-Jawa Tengah. Menginap selama tiga hari di Wisma Bu Sri ternyata aku baru sadar bahwa ada salah satu hari yang aku nggak mandi sama sekali, eitz jangan bilang siapa-siapa ya!
Lanjut ke cerita selanjutnya, sebenarnya menginap di tempat yang sangat dingin itu merupakan sebuah awal kebersamaan bersama Kawan-kawan KADE. Kegitan tersebut diikuti oleh seluruh anggota dan calon anggota LPM KALPADRUMA FSSR UNS. Dimulai dengan pradiklat 26 November 2014 di Gedung IV FSSR UNS berlanjut di Tawangmangu, 28-30 November 2014 menjadi agenda penutup November yang membahagiakan.
Bisa dikatakan membahagiakan karena dalam diklat tersebut saya bersama sosok-sosok luar biasa, bertemu manusia dengan segudang karya, dan beberapa alumni yang menginspirasi. Banyak ilmu yang didapatkan tanpa ada satupun terlewatkan. Tidak hanya itu, bertemu teman-teman yang sama-sama berkomitmen untuk belajar jurnalis menjadi hal yang sangat membahagiakan menurutku. Di dalamnya kita ada karena mereka, iyalah karena nggak cuman dari jurusanku Sastra Indonesia, tapi ada juga dari Ilmu Sejarah, Sastra Inggris, DKV pula.
Selain membahagiakan, adapula yang menyedihkan. Aku ceritakan kesedihannya, jadi gini waktu perjalanan pulang karena kondisi sepatuku yang basah akhirnya aku meminjam sendal temanku Siti Nur Janah. Sepatu satu-satunya temanku selama beberapa bulan hidup di Surakarta yang dalam kondisi basah itu aku masukan dalam kantong plastik hitam. Kantong plastik itu saja pemberian dari Windi, temanku yang lain. Perjalanan pulang, sepatuku yang dibungkus kantong plastik itu aku letakan dalam loker bus atas niatnya agar tempat dudukkku tidak terlalu sepit dengan barang-barang yang aku bawa. Dengan santai aku tidur menikmati lenggak-lenggok jalan pegunungan menuju Universitas Sebelas Maret tercinta. Saat sampai di Fakultas Sastra dan Seni Rupa aku turun hanya dengan membawa dua tas milikku dengan beralaskan sendal milik teman satu jurusan.
Mnjalani paving UNS menuju kost aku lalui tanpa henti tertawa bersama teman-teman tercinta. Jujur saja kala itu masih belum terlintas bahwa sepatu satu-satunya yang aku miliki masih diam dalam loker bus seolah tidak ada yang punya. Sesampai di dekat Cekueh (Warung Makan Belakang UNS) baru tuh sadar kalo tanganku hampa tanpa cangkingan sepatu. Heboh banget waktu itu minta nomer hp ini itu. Namun apa daya, sepatu satu-satunya kini entah di tangan siapa. Jujur itu kesedihannya.
Tapi semuanya merupakan penutup Novermber yang luar biasa. Terimakasih KALPADRUMA telah memberi warna baru dalam dunia, terimakasih sepatu LEAGUE yang sudah mau menjadi teman beberapa bulan di Surakarta. Dan terimakasih pada pengalaman yang sangat berharga. Aku harap banyak lagi yang aku akan lakukan setelah ini. Itu saja ceritaku yang tak jelas penyelesaiannya.
Umy Amanah
0 komentar:
Post a Comment