Pertanyaan itu jujur saja beberapa minggu terakhir ini menghantui diriku secara rutin. Lebih menakutkan dari cerita mistik atau horor lainnya. Bagaimana tidak, pertanyaan itu muncul kala aku merasa aku sudah kehilangannya. Iyalah pria yang membuatku kembali merasakan rasa yang berbeda setelah sekian lama. Awalnya aku hanya bertaruh dengan diriku bahwa aku hanya terbawa perasaan saja, namun waktu kembali memukau dengan realita yang berbeda.
Pendekatan semenjak dua tahun lalu sepertinya bukan waktu yang singkat. Bedanya, dua tahun lalu aku menganggap itu hanya sebatas silaturahmi antara teman yang dulu berada di sekolah yang sama. Sekarang, mau bagaimana jika perasaan telah berkecimuk dan muncul sesuatu yang berbeda. Apa aku hanya kepedean semata? Tapi kenapa engkau membuatku terlalu pd dibanding yang lainnya? Entahlah, apa ini salah satu program kerjamu menyakiti wanita, atau aku yang salah mengartikan semua yang engkau lakukan? Ah pusing sekali jika dipikirkan.
Jujur saja akhir-akhir ini aku merasa kecewa. Tapi kecewa karena siapa? Kecewa karena apa? Kecewa bagaimana? Hak apa untuk kecewa? Apa aku harus menjawab kecewa karenamu, lantas apa peduli kamu yang bukan siapa-siapanya diriku. Kemudian aku harus menjawab, kecewa karena kau tak pernah mengungkapkan pertanyaan yang jawabannya telah aku siapkan, lantas apa yang harus kamu pertanyakan jika jawaban yang aku persiapkan hanya kesalah pahaman. Lalu aku kecewa bagaimana, kecewa karena engkau tak pernah memberi kejelasan bagaimana kita, bagaimana kelanjutannya, bagaimana semua, ah aku benci paling kau memikir jawabannya tiada kau ketahui. Terakhir kali aku kecewa karena hakku tiada pantas untuk meminta kau mencintaiku. Itu saja,
Umy Amanah
menyentuh banget sis :(
ReplyDeletesalam kenal ya sis, follow back aku yah www.holalia.com
thank's ;)
Terimakasih atas apresiasinya,... Segera.
Delete