Wednesday, March 11, 2015

Cerpen : Jadi Napas? Aku Tidak Mau

Cerpen : Jadi Napas? Aku Tidak Mau
Sungguh hari ini aku mengakui bahwa sebuah lagu benar-benar bisa menghipnotis pendengarnya. Salah satunya saya, yang seminggu ini sedang tergila-gila mendengarkan tangga lagu laptop pribadi saya. Terlebih lagi saya sedang suka lagu melo yang sejujurnya bukan selera saya, mau bagaimana lagi, mungkin juga karena didukung perasaan hati. 

Alah, sedang berbicara apa sebenarnya aku ini. Berlanjut dengan lagu-lagu yang syairnya mengharuskanku untuk diam menjadikan bising di luar sana benar-benar tiada sedikitpun aku dengar. Ada beberapa lagu yang merasuk dalam relung kalbu, itulah lagu yang memiliki syair napas dalam hidup.

Pengibaratan kita akan sebuah napas kehidupan sejujurnya sedang menghipnotis diriku. Tapi kenapa tiba-tiba aku terdiam, merenung, dan lama-lama aku tak sudi menjadi napas. Petir apa yang seketika menyambar nuraniku untuk menafsirkan sebuah napas kehidupan. Hatiku seketika bertolak untuk mengibartkan bahwa aku adalah napas untuk yang mencintaiku. Adakan yang mencintaiku? Itu tidak perlu aku jawab sebenarnya.  

Akan aku ceritakan ketidakmauanku menjadi napas kehidupan adalah hanya karena aku tidak mau seperti napas. Karena menurutku, napas ibarat sesuatu yang tidak akan pernah kembali pada orang yang telah menghembuskannya. Padahal, orang yang menghirup napas adalah orang yang atas seizin-Nya diberi kehidupan lantaran kita (napas) dan dengan itu tentu saja kita harus siap untuk kehilangannya dan tanpa dia sadari dia pula harus siap kehilangan kita (napas) padahal dia berkata bahwa kita adalah yang dicinta. Kehilangan hanya dengan waktu yang singkat kala kita telah memberikan hidup untuk dia yang mencintai kita dengan tanpa sadar harus acap kali siap kehilangan orang yang katanya paling dia cinta. Itu saja, 

Umy Amanah

0 komentar:

Post a Comment

Powered by Blogger.